Selasa, 02 Juni 2015

anak anak yang memiliki bakat

1.     Identifikasi Bakat
Ø  Ryhan ketika sejak dalam kandungan sering di dengarkan dengan lantunan ayat suci AL-QUR’AN sehingga ketika terlahir iya terbiasa dengan lantunan ayat suci al-qur’an, tapi ketika berusia 6 bulan baru di ketahui kalau ryhan terkena hydrosepalus (penumpukan cairan di kepala) sehingga membuat kepala ry terus membesar dan ryhan harus melakukan beberapa kali operasi untuk mengeluarkan cairan yang berada di kepalanya untuk mengembalikan kembali ukuran kepalanya. Operasi tersebut berhasil dan ryhan kini sudah berusia 6 thn dan ry menjadi anak yang sangat sehat dan sangat aktif. Tapi efek dari operasi tersebut membuat adanya tarikan di sekitar mata sehingga membuat ryhan sulit untuk fokus ketika melihat tapi, itu tidak menghalanginya. Ryhan sangat pandai mengaji bahkan iya mampu untuk berceramah dengan baik di hadapan para ibu-ibu atau bapa-bapa yang sedang mengedakan pengajian dengan materi yang sering iya dengar di sekitarnya, ry mampu membaca sholawat dengan sangat hafal dan jelas, mampu mengahafal beberapa surah pendek. Hal itu karena selama ryhan di dalam kandungan sudah di dengarkan lantunan ayat -suci al-qur’an dan ketika ry sakit orangtuanya tidak pernah berhenti melantunkan ayat suci al-qur’an, sehingga iya dapat dengan mudah melakukan semua itu yang belum tentu anak seusianya bisa melakukan itu. Ry hanya mampu mendengarkan dengan baik apa saja yang oranglain bicarakan dan dengan mudah menghafal. Orangtuanya pun berencana untuk terus mengembangkan bakat yang dimiliki ry dengan cara memasukkan ry ke dalam sebuah pesantren, agar ry menjadi lebih baik dengan segala kekurangan yang ry punya dan dapat berguna bagi oranglain.
Perkembangan fisik ry  normal seperti anak seusianya hanya bedanya ry mengalami sulit untuk fokus ketika melihat, hal itu di sebabkan karena operasi yang pernah dilakukan ry. Ry memiliki tingkat inisiatif, imajinasi dan kreatifitas yang tinggi. Tapi ry memiliki gangguan sosialisasi, emosi tinggi dan labil, agresifitas tinggi, gangguan konsentrasi, impulsifitas tinggi, gangguan tidur, hiperaktif dan beberapa gangguan perilaku lainnya. Ry juga sering mengeluarkan pertanyaan yang menggelitik dan tak terduga. Kadang ry tidak puas dengan jawaban yang diberikan, sehingga terus berusaha mencari jawaban-jawaban lain, memiliki rasa tidak puas yang beralasan, yang bagi anak-anak lain puas atau menerima begitu saja akan hal-hal ilmiah. Ry juga sering mempreteli mainannya, bukan karena dia nakal tapi karena rasa ingin tahunya. Kemauan untuk bekerja sendirian dalam jangka waktu yang lama.
Bakat yang dimiliki ry adalah bakat kemahiran.
Ø  Pertama kali menulis saat usia 13 tahun itu kira-kira masih kelas 2 SMP. Karena sebelumnya juga sering baca-baca cerpen dari majalah anak-anak seperti majalah bobo, dari situ tertarik untuk menulis sebuah cerita. Saat kelas 2 SMP mulai menekuni membuat cerita pendek, mulai dari cerita anak-anak sampai cerita yang bergenre romance. Seiring berjalannya waktu kegiatan tulis menulis saya mulai agak berkurang, karena saya lebih tertarik untuk membaca novel-novel remaja yang bergenre dystopian, thriller, dan adventure. Dari novel-novel tersebut saya menemukan pelajaran baru untuk menulis kembali, dan kali ini bahasa dan pola cerita yang saya tulis sangat berbeda dari tulisan-tulisan saya yang sebelumnya. Karena sudah semakin tertarik akhirnya saya juga sering mengikuti lomba-lomba dan kompetisi menulis cerpen. Sejauh ini dalam menulis saya sering mendapatkan inspirasi ketika sedang sibuk dengan kegiatan lain, seperti sekolah, belajar dan kegiatan-kegiatan lain yang menyibukkan. Namun, jika keadaan saya sedang santai dan tidak ada sesuatu hal yang mengganggu saya, inspirasi untuk menulis sulit saya dapatkan. Jika saya ingin mudah mendapatkan inspirasi maka saya akan mencoba untuk tidak memfokuskan pada cerita yang sedang saya buat dan inspirasi bisa mudah saja datang. Ketika saya melihat ada sebuah kompetisi project menulis yang judulnya Surat Untuk Penghuni Surga yang diselenggarakan oleh suatu penerbit buku online, saya tertarik untuk mengikutinya. Di project menulis ini peserta harus membuat sebuah surat yang ditujukan untuk seseorang yang sudah berada disurga, entah itu perasaan yang masih terpendam, rindu, dan lain sebagainya. Saya langsung teringat oleh Almarhum ibu saya dan dari situ saya mulai mendapatkan inspirasi untuk menulis surat yang akan saya lombakan diproject menulis tersebut. Alhamdulillah, surat saya lolos seleksi dan akhirnya surat saya dibukukan beserta dengan surat dari peserta-peserta lain yang lolos.
Bakat yang dimiliki adalah bakat kemahiran.

2.     Hubungan Kreativitas Dan Keberbakatan
Konsepsi “ Three-Ring Conception” dari Renzulli dan kawan – kawan ( 1981), yang menyatakan bahwa tiga ciri pokok yang merupakan kriteria ( persyaratan) keberbakatan ialah keterkaitan antara :
1.      Kemampuan umum di atas rata – rata
2.      Kreativitas di atas rata – rata, dan
3.      Pengikatan diri terhadap tugas ( task commitment cukup tinggi)
v  Kemampuan diatas rata – rata
Salah satu kesalahan dalam identifikasi anak berbakat ialah anggapan bahwa hanya kecerdasan dan kecakapan sebagaimana diukur dengan tes prestasi belajar yang menentukan keberbakatan dan produktivitas kreatif seseorang. Bahkan Terman ( 1959) yang dalam penelitiannya terhadap anak berbakat hanya menggunakan kriteria inteligen, dalam tulisan – tulisannya kemudian mengakui bahwa inteligensi tinggi tidak sinonim dengan keberbakatan. Wallach ( 1976 ) pun menunjukkan bahwa mencapai skor tertinggi pada tes akademis belum tentu mencerminkan potensi untuk kinerja kreatif produktif.Dalam istilah “ kemampuan umum” tercakup barbagai bidang kemampuan yang biasanya diukur oleh tes inteligensi, prestasi, bakat, kemampuan, mental primer, dan berpikir kreatif. Sebagai contoh adalah penalaran, verbal numerical, kemampuan spasial, kelancaran dalam memberikan ide, dan orisinalitas. Kemampuan umum ini merupakan salah atu kelompok keberbakatan di samping kreativitas dan “task – commitment”.
v  Kreativitas diatas rata –rata
Kelompok ( cluster) kedua yang dimiliki anak / orang berbakat ialah kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan memberikan gagasan – gagasan baru yang dapat diterapkan dalam pemecahan masalah, atau sebagai kemampuan untuk  melihat hubungan – hubungan baru antara unsur – unsur yang sudah ada sebelumnya.
v  Pengikatan diri terhadap tugas
Kelompok karakteristik yang ketiga yang ditemukan pada individu yang kreatif produktif ialah pengikatan diri terhadap tugas sebagai bentuk motivasi yang internal yang mendorong seseorang untuk tekun dan ulet mengerjakan tugasnya, meskipun mengalami macam – macam rintangan atau hambatan, menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya, karena ia telah mengikatkan diri terhadap tugas tersebut atas kehendaknya sendiri.

Jadi, seseorang yang memiliki kreativitas pasti berbakat, tetapi seseorang yang berbakat belum tentu memiliki kreativitas.


keberbakatan menurut para ahli dan ciri anak berbakat

Bakat (Tugas)
A.    Pengertian Keberbakatan Menurut Para Ahli
Ø  Widodo Judarwanto (2007) Keberbakatan adalah kemampuan intelektual atau kecerdasan diantaranya meliputi kemampuan intelektual musik, matematika, fisika, kimia, elektronika, informasi tehnologi, bahasa, olahraga dan berbagai tingkat kecerdasan di berbagai bidang lainnya yang kemampuannya jauh di atas rata-rata anak seusianya
Ø  Galton (2002) Kebeberbakatan merupakan kemampuan alami yang luar biasa, diperoleh dari kombinasi sifat-sifat yang meliputi kapasitas intelektual, kemauan yang kuat, dan untuk kerja.
Ø  Renzulli (2002) Keberbakatan merupakan interaksi antara kemampuan umum dan/atau spesifik, tingkat tanggung jawab terhadap tugas yang tinggi dan tingkat kreativitas yang tinggi.
Ø  Clark (1986) Keberbakatan adalah ciri-ciri universal yang khusus dan luar biasa, yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil interaksi dari pengaruh lingkungan. Keberbakatan ikut ditentukan oleh kebutuhan dan kecenderungan kebudayaan dimana seseorang yang berbakat itu hidup.

B.      Ciri-ciri Anak Berbakat
1.      Si anak memiliki ciri khas
Anak yang memiliki ciri khas biasnya akan nampak saat dirinya sedang bermain besama teman-teman sebayanya. Si anak akan bertingkah laku yang lebih dewasa sehingga kerika bermain dengan teman seusianya cenderung memisah. Namun, bukan berarti si anak tak mau bermain dan berkumpul dengan teman seusianya. Si anak sangat bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
2.      Si anak memiliki cara belajar yang berbeda
Si anak cenderung tidak bisa diam dan aktif terhadap hal-hal baru. Selain itu, si anak juga lebih suka untuk mengeklspelor dan mempelajari lebih lanjut sesuatu yang ada di sekelilingnya. Namun ketahuilah bahwa tidak mau diam bukan berarti si anak hiperaktif.
3.      Gaya bahasanya lebih dewasa
Si anak lebih cepat menyerap bahasa orang dewasa dan menirukannya. Untuk itu, jangan heran jika ada anak yang mengikuti perkataan orang dewasa bahkan menirukannya. Selain itu,  si anak akan lebih cepat untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya.
4.       Si anak memiliki kosakata yang banyak
Karena kemampuannya untuk menyerap bahasa lebih cepat, si anak jadi memiliki kosakata yang lebih banyak. Dengan begitu, si anak jadi mengerti kata-kata yang diucapkan kepadanya. Bahkan, si anak bisa menyebutkan secara terperinci baik itu mengenai benda atau saat menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya.
5.      Si anak memiliki keterampilan yang lebih
Keterampilan lebih yang dimilikinya itu, seperti memakai baju sendiri, memegang benda dengan posisi yang benar tanpa kesulitan, dan keterampilan lainnya. Namun ketahuilah bahwa keterampilan itu bisa saja dimiliki si anak asalkanAnda mau melatihnya dengan cara berenang, bermain tenis, dan olahraga lainnya. Dengan berolahraga bisa melatih kemampuan motorik kasarnya.
6.      Si anak gemar mengoleksi benda
Apakah anak Anda gemar mengoleksi benda-benda? Jika iya, maka si anak bisa jadi memiliki bakat. Anak berbakat akan lebih senang untuk mengumpulkan benda-benda kesukaannya. Misalnya, mainan, baju, hiasan, dan lain sebagainya. Hal tersebut dikarenakan si anak menyukai bentuknya, warnanya, serta modelnya. Tak heran jika si anak gemar memilih-memilih atau mengelompokkan benda-benda kesukaannya itu.
7.      Si anak gemar membaca
Saat usia si anak 1 tahunan, dirinya akan mampu untuk membedakan gambar yang posisinya terbalik. Selain si itu, si anak juga akan menunjukkan gerakan kepala dari kiri ke kanan seolah-olah dirinya sedang membaca. Ketahuilah bahwa hampir 50 persen anak yang berbakat sudah bisa membaca sejak usianya 2-2,5 tahun.Untuk merangsang anak agar suka membaca, Anda juga bisa melatihnya dengan mendongengkan buku atau sering bercerita kepadanya.
8.      Memiliki kemampuan logika
Anak berbakat akan mudah memahami benda-benda yang besar dan kecil, serta membedakan banyak dan sedikit. Selain itu, si anak juga mengerti mengenai berapa lama, berapa jauh, dan berapa banyak. Dan anak berbakat juga bisa membedakan atas dan bawah, kiri dan kanan, serta maju dan mundur.
9.      Memiliki daya ingat yang cukup baik
Daya ingat anak berbakat sangat tinggi. Misalnya, si anak mampu mengingat kejadian yang sudah lama dan mampu untuk mengungkapkannya kembali dengan baik. Apakah anak Anda seperti itu?
10.  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
Anak berbakat cenderung lebih banyak bertanya terhadap apa yang belum dimengerti. Jika si anak banyak bertanya pada apa yang tidak diketahuinya, maka sebagai orangtua Anda harus memberikan jawaban untuknya. Berilah jawaban dengan baik dan jangan biarkan si anak tanpa jawaban.
11.  Pandai bersosialisasi
Anak berbakat akan lebih senang untuk bermain dengan teman di atas usianya. Dirinya akan merasa nyaman bermain dengan teman yang usianya lebih tua darinya. Sedangkan, saat bermain dengan teman seusianya si anak akan merasa tidak nyaman.


12.  Memiliki energi yang kuat
Setiap beraktivitas, si anak selalu bersemangat karena dirinya memiliki energi yang kuat. Untuk itu, jangan heran jika si anak kurang tidur siangnya.

C.     Ciri Bakat Menurut Konsep Renzulli

Gambar diatas adalah jawaban pertanyaan yang pernah ada di UK Mata kuliah anak berbakat yang salah satu dosennya Pak Ravik di semester 2, sayangnya karena kesibukan beliau, hanya 2 kali kuliah tatap muka dengan beliau. Sisanya dengan dosen lain. Jadi menurut Renzulli anak berbakat adalah mereka yang memilikiAbove Average Ability (Kemampuan diatas rata-rata), Task Commitment (komitmen pada tugas) & Creativy (kreativitas).
Ø  Above Average Ability. Kemampuan diatas rata-rata. Beberapa orang mengartikan ini sebagai skor IQ yang tinggi. Tapi menurut saya, yang dimaksud Renzulli kemampuan diatas rata-rata adalah kemampuan seseorang diatas rata-rata pada bakat tertentu, tidak menyempit pada inteligensi. Hey,bakat itu banyak. Jadi bisa saja kemampuan diatas rata-rata pada olahraga, musik, menulis, dan saudara-saudaranya.
Ø  Task Commitment. Tanggung jawab atau komitmen yang tinggi terhadap tugas. Mereka mungkin akan begitu fokus pada tugas yang diberikan atau yang mereka buat sendiri terlebih tugas itu menyangkut bakatnya. Misal seorang yang berkomitmen menyelesaikan lukisannya dan mengerjakannya dengan baik.
Ø  Creativy. Ya, ciri anak berbakat adalah kreatif. Dan ini sedang dipelajari di semester ini. Mereka punya kreativitas yang tinggi, punya ide-ide orisinal, punya karya yang anti mainstream.

D.    Kurikulum Berdiferensiasi Pada Anak Berbakat
Kurikulum merupakan metode menyusun kegiatan-kegiatan belajar mengajar untuk menghasilkan perkembangan kognitif, efektif, dan psikomotorik anak. Menurut Sato (1982) kurikulum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah dan dalam masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensinya.
Berbeda dengan kurikulum umum yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak pada umumnya, maka kurikulum berdiferensiasi merupakan jawaban terhadap perbedaan-perbedan dalam minat dan kemampuan anak didik. Sehingga, dengna kurikulum berdiferensiasi setiap anak memiliki peluang besar untuk terus meningkatkan kemampuannya tanpa harus terikat oleh satu kurikulum umum yang menyamaratakan kemampuan seluruh anak. Kendati demikian, pada dasarnya kurikulum berdiferensiasi tetap bertitik tolak pada kurikulum umum yang menjadi dasar bagi semua anak didik. Kurikulum berdiferensiasi juga memberikan pengalaman belajar berupa dasar-dasar keterampilan, pengetahuan, pemahaman, serta pembentukan sikap dan nilai yang memungkinkan anak didik berfungsi sesuai dengan tuntutan masyarakat atau jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, Semiawan (1983) menyatakan bahwa bakat-bakat khusus baru dapat dikembangkan atas dasar kurikulum ini. Di samping itu, untuk dapat mewujudkan bakat yang khusus diperlukan juga pengalaman belajar yang khusus. Sehingga, pendidik juga dapat mengetahui keberbakatan anak dan memantaunya sesuai dengan kurikulum yang telah dideferensiasikan.
Lalu, Bagaimana Kurikulum Berdiferensiasi Dapat Dikembangkan? Menurut Kaplan (1977), perkembangan kurikulum dewasa ini menekankan penggunaan kurikulum secara fleksibel sesuai dengan kebutuhan guru dan siswa yang memungkinkan keragaman cara untuk mencapai sasaran belajar. Bahkan dalam kurikulum semacam ini tidak tertutup kemungkinan bahwa siswa pada saat-saat tertentu merumuskan sendiri sasaran-sasaran belajarnya. Suatu kurikulum dapat berdiferensiasi melalui materi (konten atau muatan), proses, dan produk belajar yang lebih maju dan majemuk, serta dapat dirancang dengan cara sebagai berikut.
Kurikulum Berdiferensiasi Menyesuaikan dengan Kurikulum Umum
a.      Menambah hal-hal baru yang menarik dan menantang bagi anak berbakat. Misalnya dengan menambahkan muatan tugas yang dianggap menantang kemampuan yang dimiliki anak berbakat.
b.      Mengubah bagian-bagian tertentu yang kurang sesuai. Karena anak berbakat memiliki kemampuan memahami pelajaran dan pengetahuan yang melampaui anak pada umumnya, biasanya pemberian materi kepada anak berbakt lebih menyesuaika kemampuan anak. Sehingga, anada beberapa bagian yang diterima anak umum di kelas tetapi tidak diterima oleh anak berbakat.
c.       Mengurangi kegiatan-kegiatan yang terlalu rutin. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, anak berbakat memiliki tingkat kemampuan memahami pelajaran yang lebih tinggi dibandingkan anak umum, jadi beberapa kegiatan atau pelajaran yang dapat dikerjakan sendiri dan tanpa bantuan berarti dari pendidik sebaiknya dikurangi.
d.      Meluaskan dan mendalami materi. Karena sifat yang cenderung kurang puas dan mendetail, pemberian materi pembelajaran kepada anak berbakat sebaiknya lebih diluaskan dan mendalam.
Kurikulum Berdiferensiasi dengan Menggunakan Kurikulum yang Baru atau Khusus Cara kedua ini adalah dengan menggunakan kurikulum yang benar-benar berbeda dengan anak umum dan disesuaikan dengan keberbakatan anak. Untuk menyusun sebuah kurikulum, pendidik harus mengetahui beberapa asas kurikulum sebagai berikut:
a.      Berkaitan dengan mata pelajaran. Yaitu, kegiatan bekajar dikaitkan dengan mata pelajaran atau materi tertentu. Contohnya, ketika anak belajar bagian-bagian serangga, anak dapat mencari sendiri serangga-serangga yang akan dipelajarinya di lingkungan sekolah.
b.      Berorientasi dengan proses. Maksudnya, kegiatan belajar mengajar  menekankan perkembangan keterampilan dan proses berpikir daripada hanya materi. Contohnya, ketika anak sudah mengenal bagian-bagian serangga, anak dapat menganalogikan bagian-bagian tersebut dengan bagian-bagian kendaraan.
c.       Berpusat pada kegiatan aktif. Yaitu kegiatan belajar sepenuhnya mengikutsertakan anak secara aktif. Sehingga, dapat menghidupkan suasana keilmuan yang penuh akan diskusi dan saling bertukar pikiran.
d.      Penerapan tugas berakhir terbuka. Dengan asas ini tidak ada istilah “benar” dan “salah” dalam hasil tugas siswa, tetapi seluruhnya berdasarkan pengalaman setiap anak.
e.      Memungkinkan anak memilih. Asas ini memberikan peluang kepada setiap anak sesuai dengan kebutuhan, minat, dan kemampuan masing-masing. Sehingga, sekolah seharusnya menyediakan sarana atas minat dan bakat anak.
Tiga hal yang membedakan penerapan kurikulum berdiferensiasi dengan kurikulum umum:
a.      Konten. Muatan atau materi yang diberikan kepada anak berbekat berbeda-beda sesuai dengan minat dan kemampuan anak.
b.      Proses. Proses belajar anak berbakat, entah itu waktu maupun caranya, dibedakan dengan anak umumnya sesuai dengan tingkat kemampuan anak.

c.       Produk. Dalam hal penugasan, anak berbakat diberikan beban produk yang lebuh rumit dan kompleks daripada anak umum. Produk belajar itu sendiri dapat berupa lisan, tulisan, ataupun benda.