Selasa, 25 Oktober 2016

KOMUNIKASI SATU DAN DUA ARAH SERTA PERANAN KOMUNIKASI

KOMUNIKASI SATU ARAH
1.    Pengertian Komunikasi Satu Arah
       Komunikasi satu arah adalah Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya. Komunikasi satu arah bisa dikatakan sebagai komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada pendengar untuk memberikan tanggapan atau sanggahan.
       Komunikasi satu arah banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi satu arah condong lebih banyak di pakai dalam dunia militer ini dikarenakan dalam dunia militer menggunakan sistem komando, dimana perintah dari atasan harus dilaksanakan oleh bawahan tanpa ada pertanyaan atau timbal balik.Pesan  disampaikan oleh sumber kepada sasaran  dan sasaran tidak dapat  atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya.
       Dalam komunikasi satu arah banyak memiliki kekurangan, ini dikarenakan tidak adanya untuk umpan balik yang dilakukan setelah pemberian informasi tersebut, dimana ini bisa mengakibatkan dampak negatif dari penggunaan komunikasi satu arah ini. Pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama, artinya hanya dari satu pihak saja, pihak lain hanya mendengarkan.
2.    Berikut beberapa defenisi komunikasi yang mendukung komunikasi sebagai tindakan satu arah:
A.  Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah suatu proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan-rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikan).
B.  Gerald R. Miller, “Komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat yang di sadari untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
C.  Everett M. Rogers, “Komunikasi adalah proses di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
D.  Harold Laswell, mendefinisikan komunikasi sebagai “Who says what in wich channel to whom with what effect”.
E.   Curtis, James, dan Winsor (2004:30 ) menyatakan komunikasi satu arah di sebut juga komunikasi intrapesona (intrapersonal) yaitu komunikasi yang mengacu pada pesan-pesan yang di kirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran) yang sering kali berhubungan dengan diri sendiri (evalusi diri).
3.    Contoh-Contoh Komunikasi Satu Arah
A.    Dalam Militer
Dalam dunia militer kita dapat ketahui bahwa militer menganut sistem komando, dimana para prajurit harus menuruti apa yang di inginkan atasannya, dan tanpa adanya sanggahan. Di militer komunikator lebih tepat diberikan kepada atasan, sedangkan komunikan disini adalah bawahan dari atasan tersebut, karena di militer mempunyai dasar loyalitas (kesetiaan/kemauan pada suatu pekerjaan tersebut).
B.     Dalam Organisasi Privat
Dalam organisasi privat yaitu perusahaan memiliki komunikasi satu arah, misalnya dalam hal penyampaian pidato dari manajer kepada bawahan. Pemberian tugas dari atasan kepada bawahan atau Atasan sedang memberikan perintah kepada skretarisnya.
C.     Dalam Organisasi Publik
Dalam organisasi publik kita dapat melihat contoh komunikasi satu arah. Contohnya adalah website sebagai media publikasi dari suatu pemerintahan. Dimana komunikasi satu arah terjadi dalam hal pemerintahan di website tersebut hanya memberitakan informasi saja dari pemerintahan kepada masyarakat. Pidato apel pagi setiap hari senin yang dilakukan oleh pemimpin pemerintahan, dimana pemimpin hanya menyampaikan informasi tanpa adanya sanggahan oleh para pegawai.
D.    Dalam Media Komunikasi
1)   Siaran Radio è Radio disini dimaksudkan kepada radio penyiaran, yaitu sebagai radio komunikasi dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum dan terbuka.
2)   Televisi è Televisi merupakan media komunikasi satu arah jika menayangkan berita atau informasi siaran yang disertai gambar.
3)   Surat Kabar è Surat kabar merupakan media komunikasi satu arah, dimana surat kabar hanya menyampaikan informasi-informasi melalui tulisan-tulisan yang dicetak dalam kertas.
4)   Sebuah baliho iklan produk yang sedang dibaca seseorang di pinggir jalan.
4.    Kelemahan Komunikasi Satu Arah :
A.  Tidak ada interaksi antara komunikan dengan komunikator
B.  Tidak ada timbal balik dari komunikan
C.  Memberikan kesan otoriter
D.  Komunikasi tidak efektif
E.   Komunikan hanya sebagai informan saja bagi komunikator
F.   Media komunikasi terbatas.
G.  Dapat menimbulkan kesalah pahaman dan ketidak jelasan, sehingga muncul prasangka yang tidak baik.
H.  Tidak memberikan kepuasan kepada komunikan, karena komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan,
5.    Keuntungan Komuniasi Satu Arah :
A.  Mengefektifkan penggunaan waktu
B.  Pembicara bebas menyampaikan apa yang ingin disampaikan
C.  Dalam dunia militer komunikasi sangat di perlukan terutama dalam keadaan darurat atau dalam perperangan.
D.  Lebih cepat dan efisien,
E.   Pembicara bebas menyampaikan apa yang ingin disampaikan
F.   Dalam hal-hal tertentu dapat memberikan kepuasan kepada komunikator, karena pihak komunikan tidak mempunyai  kesempatan untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap hal-hal yng disampaikan oleh komunikator,
G.  Dapat membawa wibawa komunikator (pimpinan), karena komunikasi tidak dapat mengetahui secara langssng atau menilai kesalahan dan kelemahan komunikator.

6.    Hambatan-hambatan Yang Terjadi Dalam Komunikasi Satu Arah :
A.  Komunikan hanya sebagai informan saja bagi komunikator
B.  media komunikasi terbatas
C.  pesan yang di sampaikan kadang tidak jelas bagi penerima pesan
7.    Solusi Untuk Mengatasi Hambatan Yang Terjadi Dalam Komunikasi Satu Arah
A.  media komunikasi hendaknya lebih banyak dan bervariatif
B.   pesan yang disampaikan dan gesture,  harus jelas
KOMUNIKASI DUA ARAH
1.    Pengertian Komunikasi Dua Arah
       Komunikasi Dua Arah adalah pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang berkesinambungan melalui media yang sama artinya ada timbal balik dan melibatkan dua pihak.. Menurut KBBI komunikasi dua arah yaitu komunikan dan komunikatornya saling bergantian memberikan informasi. Devito ( dalam Effendy 2003:59) menyatakan komunikasi antarpribadi (interpersonal comunication) yaitu proses pengiriman dan penelitian pesan-pesan antar 2 orang diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
       Berdasarkan defenisi tersebut komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang yang memang sedang berduaan saling memahami, mengembangkan  relasi, memuaskan dan efektif. Jadi, dapat dikatakan bahwa komunikasi antar pribadi ini sama halnya dengan komunikasi dua arah.
2.    Contoh Komunikasi Dua Arah
A.  Seorang manager pemasaran menjelasksan kepada bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari kendala-kendalayang ada dalam pemasaran.
B.  Antar pengaji makalah dengan salah seorang peserta seminar.
C.  suami istri yang sedang bercakap-cakap atau antara dua orang dalam suatu pertemuan.
D.  Telepon
E.   VOIP
F.   saat kita ngobrol dengan teman,kita berbicara dia pun memberi respon balik
3.    Kelebihan Komunikasi Dua Arah Yaitu:
A.  Adanya dialog antara komunikator dengan komunikan, sehingga menimbulkan kepuasan diantara kedua belah pihak,
B.  Informasi yang diterima menjadi lebih jelas, lebih akurat dan lebih tepat, karena dapat diperoleh langsung penjelasanya
C.  Memunculkan rasa kekeluargaan, kekerabatan, dan iklim demokratis,
D.  Menghindari kesalah pahaman
E.   Komunikator dan komunikan bebas mengeluarkan pendapat masing-masing,
F.   Pembicara dan penyimak saling berperan aktif bisa saja penyimak sebagai pembicara dan pembicara sebagai penyimak
G.  Komunikan tidak hanya menerima apa yang disampaikan komunikator.

4.    Kelemahan Komunikasi Dua Arah Yaitu:
A.  Membutuhkan paling sedikit dua orang,
B.  Informasi yang disampaikan lebih lambat, sehingga kurang efisien,
C.  Keputusan tidak dapat diambil dengan cepat,
D.  Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk bersikap menyerang, sehingga suasana kerja bisa menjadi kurang kondusif,
E.   Memberi kemungkinan timbulnya berbagai macam masalah yang tidak ada r Perbedaan antara komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah!
Perbedaan Antara Komunikasi Satu Arah Dan Komunikasi Dua Arah
            Perbedaan antara komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah yaitu, komunikasi satu arah terjadi ketika seorang pengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima pesan tidak menanggapi pesan tersebut atau komunikasi satu arah merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja, yaitu hanya dari pihak komunikator dengan tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk memberikan respon atau tanggapan. Yang termasuk komunikasi satu arah yaitu, khotbah, berita di TV dan radio. Contohnya: seorang guru berpidato dalam suatu upacara di sekolah sehingga semua siswa hanya bisa mendegarkan saja dan tidak memberikan tanggapan.
            Sedangkan komunikasi dua arah komunikasi yang terjadi ketika seseorang mengirim pesan, mengeluarkan ide, gagasan, pendapat dan peerima pesan (pendengar) menanggapi isi pesan atau komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang berlangsung antara dua pihak dan ada timbal balik baik dari komunikator maupun komunikan. Contohnya: seseorang sedang curhat kepada teman dekatnya dan menceritakan semua yang sedang dialami atau dirasakannya dan orang yang menerima pesan tersebut atau komunikan memberikan tanggapannya atau merespon kembali apa yang disampaikan komunikator.elevansinya dengan masalah yang sebenarnya

PERAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN ORGANISASI
1.    Pengertian Komunikasi Dalam Manajemen Organisasi
       Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian (Applboum, 1974 : 63) menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita digunakan untuk berkomunikasi membaca, menulis dan mendengarkan (We spend an estimated three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading, writing, speaking and listening). Komunikasi menentukan kualitas hidup kita. Termasuk di dalam manajemen. Manajemen yang merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran- sasaran yang telah ditentukan melalui sumberdaya manusia dan sumberdaya- sumberdaya lainya. Tentu disini membutuhkan yang namanya komunikasi.
       Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Komunikasi dalam organisasi adalah Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.
       Proses Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
       Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi.
2.    Fungsi Komunikasi Dalam Manajemen
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama sebagaimana yang diutarakan oleh Stephen P. Robbins (1996:5) yang telah diterjemahkan oleh Hadyana Pujaatmaka sebagai berikut:
A.  Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan perilaku anggota organisasi
B.  Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka bekerja dengan, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu dibawah standar.
C.  Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka merupakan sumber utama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka.
D.  Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
3.    Organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert Bonnington, 1973). Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
A.  Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
B.  Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
C.  Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
D.  Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
4.    Tujuan Komunikasi Dalam Manajemen
Curtis (1992:5) mengemukakan bahwa terdapat beberapa tujuan mengapa komunikasi terjadi di dalam organisasi atau perusahaan:
A.  Give and Given Information (memberi dan di beri informasi)
Karyawan akan cenderung merasa lebih baik mengenai diri mereka sendiri jika mereka di beri informasi dengan baik dan di beri jalan masuk menuju informasi tersebut.
B.  Persuade Others (mempengaruhi orang lain)
Komunikasi berguna untuk merangsang minat, mengurangi permusuhan, dan menggerakkan karyawan untuk melakukan suatu tugas atau mendidik perilaku.
C.  Help Others (menolong orang lain)
Hal ini dapat dilakukan oleh seorang atasan, antara lain melalui pemberian nasihat kepada para karyawan, membantu pelanggan menyelesaikan masalah, ataupun memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan karier mereka.
D.  Evaluating Behavior Effectiveness (mengevaluasi perilaku secara efektif)
Para anggota organisasi memerlukan suatu penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan atau kapan koreksi terhadap prestasi mereka lakukan.
5.    Proses Komunikasi dalam Manajemen
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy (1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
A.  Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal (kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan. Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
B.  Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi, radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
6.    Enam Gaya Komunikasi Menurut Steward L.Tubbs Dan Sylvia Moss
A.  The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.Pihak – pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
B.  The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way communication).Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.
C.  The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
D.  The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
E.   The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
F.   The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Yuliana, Rahmi. (2012). Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Semarang: Jurnal Stie         Semarang, Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012.
Robbins, S.P. (2001). Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi, dan aplikasi. Jilid 1. Edisi             Delapan. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo
Widyatmini & Izzati. (1991). Pengantar Organisasi dan Metode. Jakarta : Gunadarma.
Effendy, Onong Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi – Teori dan Praktek. Bandung : Remaja         Rosdakarya.


5 komentar:

  1. Refrensi komunikasi satu arah itu nama bukunya apa ya?

    BalasHapus
  2. Referensi tujuan komunikasi dalam manajemen yang menurut curtis itu nama bukunya apa ya?

    BalasHapus
  3. Kalau boleh tau referensinya darimaan aja kak?

    BalasHapus