KOMUNIKASI SATU
ARAH
1. Pengertian
Komunikasi Satu Arah
Komunikasi
satu arah adalah Pesan disampaikan oleh
sumber kepada sasaran dan sasaran tidak
dapat atau tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan umpan balik atau bertanya. Komunikasi satu arah bisa dikatakan
sebagai komunikasi yang tidak memberi kesempatan kepada pendengar untuk
memberikan tanggapan atau sanggahan.
Komunikasi
satu arah banyak kita temui dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi satu arah
condong lebih banyak di pakai dalam dunia militer ini dikarenakan dalam dunia
militer menggunakan sistem komando, dimana perintah dari atasan harus
dilaksanakan oleh bawahan tanpa ada pertanyaan atau timbal balik.Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan umpan balik atau bertanya.
Dalam
komunikasi satu arah banyak memiliki kekurangan, ini dikarenakan tidak adanya
untuk umpan balik yang dilakukan setelah pemberian informasi tersebut, dimana
ini bisa mengakibatkan dampak negatif dari penggunaan komunikasi satu arah ini.
Pengirim dan penerima informasi tidak dapat menjalin komunikasi yang
berkesinambungan melalui media yang sama, artinya hanya dari satu pihak saja,
pihak lain hanya mendengarkan.
2. Berikut
beberapa defenisi komunikasi yang mendukung komunikasi sebagai tindakan satu
arah:
A. Carl I. Hovland, “Komunikasi adalah suatu
proses yang memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan
rangsangan-rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku
orang lain (komunikan).
B. Gerald R. Miller, “Komunikasi terjadi ketika
suatu sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan niat yang di sadari
untuk mempengaruhi perilaku penerima”.
C. Everett M. Rogers, “Komunikasi adalah proses
di mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”.
D. Harold Laswell, mendefinisikan komunikasi
sebagai “Who says what in wich channel to whom with what effect”.
E.
Curtis,
James, dan Winsor (2004:30 ) menyatakan komunikasi satu arah di sebut juga
komunikasi intrapesona (intrapersonal) yaitu komunikasi yang mengacu pada
pesan-pesan yang di kirimkan oleh orang-orang secara intern (pemikiran) yang
sering kali berhubungan dengan diri sendiri (evalusi diri).
3. Contoh-Contoh
Komunikasi Satu Arah
A.
Dalam
Militer
Dalam dunia militer kita dapat ketahui bahwa
militer menganut sistem komando, dimana para prajurit harus menuruti apa yang
di inginkan atasannya, dan tanpa adanya sanggahan. Di militer komunikator lebih
tepat diberikan kepada atasan, sedangkan komunikan disini adalah bawahan dari
atasan tersebut, karena di militer mempunyai dasar loyalitas (kesetiaan/kemauan
pada suatu pekerjaan tersebut).
B.
Dalam
Organisasi Privat
Dalam organisasi privat yaitu perusahaan
memiliki komunikasi satu arah, misalnya dalam hal penyampaian pidato dari
manajer kepada bawahan. Pemberian tugas dari atasan kepada bawahan atau Atasan
sedang memberikan perintah kepada skretarisnya.
C.
Dalam
Organisasi Publik
Dalam organisasi publik kita dapat melihat
contoh komunikasi satu arah. Contohnya adalah website sebagai media publikasi
dari suatu pemerintahan. Dimana komunikasi satu arah terjadi dalam hal
pemerintahan di website tersebut hanya memberitakan informasi saja dari
pemerintahan kepada masyarakat. Pidato apel pagi setiap hari senin yang
dilakukan oleh pemimpin pemerintahan, dimana pemimpin hanya menyampaikan
informasi tanpa adanya sanggahan oleh para pegawai.
D.
Dalam
Media Komunikasi
1)
Siaran
Radio è Radio disini dimaksudkan kepada radio penyiaran, yaitu sebagai radio komunikasi
dengar, yang menyalurkan gagasan dan informasi dalam bentuk suara secara umum
dan terbuka.
2)
Televisi
è Televisi merupakan media komunikasi satu arah jika menayangkan berita atau
informasi siaran yang disertai gambar.
3)
Surat
Kabar è Surat kabar merupakan media komunikasi satu arah, dimana surat kabar
hanya menyampaikan informasi-informasi melalui tulisan-tulisan yang dicetak
dalam kertas.
4)
Sebuah
baliho iklan produk yang sedang dibaca seseorang di pinggir jalan.
4. Kelemahan
Komunikasi Satu Arah :
A. Tidak ada interaksi antara komunikan dengan
komunikator
B. Tidak ada timbal balik dari komunikan
C. Memberikan kesan otoriter
D. Komunikasi tidak efektif
E.
Komunikan
hanya sebagai informan saja bagi komunikator
F.
Media
komunikasi terbatas.
G. Dapat menimbulkan kesalah pahaman dan ketidak
jelasan, sehingga muncul prasangka yang tidak baik.
H. Tidak memberikan kepuasan kepada komunikan,
karena komunikan tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan respons atau
tanggapan,
5. Keuntungan
Komuniasi Satu Arah :
A. Mengefektifkan penggunaan waktu
B. Pembicara bebas menyampaikan apa yang ingin
disampaikan
C. Dalam dunia militer komunikasi sangat di
perlukan terutama dalam keadaan darurat atau dalam perperangan.
D. Lebih cepat dan efisien,
E.
Pembicara
bebas menyampaikan apa yang ingin disampaikan
F.
Dalam
hal-hal tertentu dapat memberikan kepuasan kepada komunikator, karena pihak
komunikan tidak mempunyai kesempatan
untuk memberikan respons atau tanggapan terhadap hal-hal yng disampaikan oleh
komunikator,
G. Dapat membawa wibawa komunikator (pimpinan),
karena komunikasi tidak dapat mengetahui secara langssng atau menilai kesalahan
dan kelemahan komunikator.
6. Hambatan-hambatan
Yang Terjadi Dalam Komunikasi Satu Arah :
A. Komunikan hanya sebagai informan saja bagi
komunikator
B. media komunikasi terbatas
C. pesan yang di sampaikan kadang tidak jelas
bagi penerima pesan
7. Solusi
Untuk Mengatasi Hambatan Yang Terjadi Dalam Komunikasi Satu Arah
A. media komunikasi hendaknya lebih banyak dan
bervariatif
B. pesan
yang disampaikan dan gesture, harus
jelas
KOMUNIKASI DUA ARAH
1. Pengertian
Komunikasi Dua Arah
Komunikasi
Dua Arah adalah pengirim dan penerima informasi dapat menjalin komunikasi yang
berkesinambungan melalui media yang sama artinya ada timbal balik dan
melibatkan dua pihak.. Menurut KBBI komunikasi dua arah yaitu komunikan dan
komunikatornya saling bergantian memberikan informasi. Devito ( dalam Effendy
2003:59) menyatakan komunikasi antarpribadi (interpersonal comunication) yaitu
proses pengiriman dan penelitian pesan-pesan antar 2 orang diantara sekelompok
kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
Berdasarkan
defenisi tersebut komunikasi antar pribadi dapat berlangsung antara dua orang
yang memang sedang berduaan saling memahami, mengembangkan relasi, memuaskan dan efektif. Jadi, dapat
dikatakan bahwa komunikasi antar pribadi ini sama halnya dengan komunikasi dua
arah.
2. Contoh
Komunikasi Dua Arah
A. Seorang manager pemasaran menjelasksan kepada
bawahannya, kemudian setelah itu ada respon (umpan balik) dari bawahannya yang
menyatakan bagaimana mengatasi/menghindari kendala-kendalayang ada dalam
pemasaran.
B. Antar pengaji makalah dengan salah seorang
peserta seminar.
C. suami istri yang sedang bercakap-cakap atau
antara dua orang dalam suatu pertemuan.
D. Telepon
E.
VOIP
F.
saat
kita ngobrol dengan teman,kita berbicara dia pun memberi respon balik
3. Kelebihan
Komunikasi Dua Arah Yaitu:
A. Adanya dialog antara komunikator dengan
komunikan, sehingga menimbulkan kepuasan diantara kedua belah pihak,
B. Informasi yang diterima menjadi lebih jelas,
lebih akurat dan lebih tepat, karena dapat diperoleh langsung penjelasanya
C. Memunculkan rasa kekeluargaan, kekerabatan,
dan iklim demokratis,
D. Menghindari kesalah pahaman
E.
Komunikator
dan komunikan bebas mengeluarkan pendapat masing-masing,
F.
Pembicara
dan penyimak saling berperan aktif bisa saja penyimak sebagai pembicara dan
pembicara sebagai penyimak
G. Komunikan tidak hanya menerima apa yang
disampaikan komunikator.
4. Kelemahan
Komunikasi Dua Arah Yaitu:
A. Membutuhkan paling sedikit dua orang,
B. Informasi yang disampaikan lebih lambat,
sehingga kurang efisien,
C. Keputusan tidak dapat diambil dengan cepat,
D. Memberikan kesempatan kepada komunikan untuk
bersikap menyerang, sehingga suasana kerja bisa menjadi kurang kondusif,
E.
Memberi
kemungkinan timbulnya berbagai macam masalah yang tidak ada r Perbedaan antara
komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah!
Perbedaan Antara
Komunikasi Satu Arah Dan Komunikasi Dua Arah
Perbedaan
antara komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah yaitu, komunikasi satu arah
terjadi ketika seorang pengirim pesan kepada orang lain, sedangkan penerima
pesan tidak menanggapi pesan tersebut atau komunikasi satu arah merupakan
komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja, yaitu hanya dari pihak
komunikator dengan tidak memberi kesempatan kepada komunikan untuk memberikan
respon atau tanggapan. Yang termasuk komunikasi satu arah yaitu, khotbah,
berita di TV dan radio. Contohnya: seorang guru berpidato dalam suatu upacara
di sekolah sehingga semua siswa hanya bisa mendegarkan saja dan tidak
memberikan tanggapan.
Sedangkan
komunikasi dua arah komunikasi yang terjadi ketika seseorang mengirim pesan,
mengeluarkan ide, gagasan, pendapat dan peerima pesan (pendengar) menanggapi
isi pesan atau komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang berlangsung antara
dua pihak dan ada timbal balik baik dari komunikator maupun komunikan.
Contohnya: seseorang sedang curhat kepada teman dekatnya dan menceritakan semua
yang sedang dialami atau dirasakannya dan orang yang menerima pesan tersebut
atau komunikan memberikan tanggapannya atau merespon kembali apa yang
disampaikan komunikator.elevansinya dengan masalah yang sebenarnya
PERAN KOMUNIKASI
DALAM MANAJEMEN ORGANISASI
1. Pengertian
Komunikasi Dalam Manajemen Organisasi
Komunikasi
menyentuh segala aspek kehidupan kita. Sebuah penelitian (Applboum, 1974 : 63)
menyebutkan bahwa tiga perempat (70%) waktu bangun kita digunakan untuk
berkomunikasi membaca, menulis dan mendengarkan (We spend an estimated
three-fourths of our waking hours in some form of communications-reading,
writing, speaking and listening). Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.
Termasuk di dalam manajemen. Manajemen yang merupakan suatu proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan
dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-
sasaran yang telah ditentukan melalui sumberdaya manusia dan sumberdaya-
sumberdaya lainya. Tentu disini membutuhkan yang namanya komunikasi.
Komunikasi
memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan
bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin
selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur,
sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi. Komunikasi
dalam organisasi adalah Komunikasi di suatu organisasi yang dilakukan pimpinan,
baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan
organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan
dan sasaran organisasi.
Proses
Komunikasi memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka.
Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar
perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan.Pengorganisasian
memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan
mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompok
dapat tercapai. Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi
manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain.
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi.
2. Fungsi
Komunikasi Dalam Manajemen
Komunikasi menjalankan empat fungsi utama sebagaimana
yang diutarakan oleh Stephen P. Robbins (1996:5) yang telah diterjemahkan oleh
Hadyana Pujaatmaka sebagai berikut:
A. Kendali
Komunikasi bertindak untuk mengendalikan
perilaku anggota organisasi
B. Motivasi
Komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan
menjelaskan kepada para karyawan apa yang harus dilakukan, bagaimana mereka
bekerja dengan, dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika
itu dibawah standar.
C. Pengungkapan emosional
Bagi banyak karyawan, kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial. Komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka.
D. Informasi
Komunikasi memberikan informasi yang
diperlukan individu dan kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan
data guna mengenali dan menilai pilihan-pilihan alternatif.
3. Organisasi
sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert
Bonnington, 1973). Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah sebagai berikut:
A. Fungsi informatif.
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu
sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi
berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran
manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi
ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan
karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di
samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan
kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
B. Fungsi regulatif.
Fungsi ini berkaitan dengan
peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:Berkaitan dengan orang-orang yang
berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau
intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana
semestinya.Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.Saluran
komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin,
newsletter) dan laporan kemajuan organisasi.Saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga,
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
C. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu
organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai
dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih
suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan
yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang
lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan
kewenangannya.
D. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha
untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas
dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal
tersebut, yaitu:
4. Tujuan
Komunikasi Dalam Manajemen
Curtis (1992:5) mengemukakan bahwa terdapat
beberapa tujuan mengapa komunikasi terjadi di dalam organisasi atau perusahaan:
A. Give and Given Information (memberi dan di
beri informasi)
Karyawan akan cenderung merasa lebih baik
mengenai diri mereka sendiri jika mereka di beri informasi dengan baik dan di
beri jalan masuk menuju informasi tersebut.
B. Persuade Others (mempengaruhi orang lain)
Komunikasi berguna untuk merangsang minat,
mengurangi permusuhan, dan menggerakkan karyawan untuk melakukan suatu tugas
atau mendidik perilaku.
C. Help Others (menolong orang lain)
Hal ini dapat dilakukan oleh seorang atasan,
antara lain melalui pemberian nasihat kepada para karyawan, membantu pelanggan
menyelesaikan masalah, ataupun memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan
karier mereka.
D. Evaluating Behavior Effectiveness
(mengevaluasi perilaku secara efektif)
Para anggota organisasi memerlukan suatu
penilaian untuk mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan atau kapan koreksi
terhadap prestasi mereka lakukan.
5. Proses
Komunikasi dalam Manajemen
Berangkat dari paradigma Lasswell, Effendy
(1994:11-19) membedakan proses komunikasi menjadi dua tahap, yaitu:
A. Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses
penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah pesan verbal (bahasa), dan pesan nonverbal
(kial/gesture, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya) yang secara
langsung dapat/mampu menerjemahkan pikiran dan atau perasaan komunikator kepada
komunikan.
Seperti disinggung di muka, komunikasi
berlangsung apabila terjadi kesamaan makna dalam pesan yang diterima oleh
komunikan. Dengan kata lain, komunikasi adalah proses membuat pesan yang setala
bagi komunikator dan komunikan. Prosesnya sebagai berikut, pertama-tama
komunikator menyandi (encode) pesan yang akan disampaikan disampaikan kepada
komunikan. Ini berarti komunikator memformulasikan pikiran dan atau perasaannya
ke dalam lambang (bahasa) yang diperkirakan akan dimengerti oleh komunikan.
Kemudian giliran komunikan untuk menterjemahkan (decode) pesan dari
komunikator. Ini berarti ia menafsirkan lambang yang mengandung pikiran dan
atau perasaan komunikator tadi dalam konteks pengertian. Yang penting dalam
proses penyandian (coding) adalah komunikator dapat menyandi dan komunikan
dapat menerjemahkan sandi tersebut (terdapat kesamaan makna).
B. Proses komunikasi sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan
alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama.
Seorang komunikator menggunakan media ke dua
dalam menyampaikan komunikasike karena komunikan sebagai sasaran berada di
tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat
kabar, majalah, radio, televisi, film, dsb adalah media kedua yang sering
digunakan dalam komunikasi. Proses komunikasi secara sekunder itu menggunakan
media yang dapat diklasifikasikan sebagai media massa (surat kabar, televisi,
radio, dsb.) dan media nirmassa (telepon, surat, megapon, dsb.).
6.
Enam Gaya Komunikasi Menurut Steward L.Tubbs
Dan Sylvia Moss
A. The Controlling Style
controlling style communication ditandai dengan adanya satu
kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran
dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini
dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.Pihak –
pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan
perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan.
Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan.
Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik,
kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan
pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan
pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan
kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.Pesan-pesan
yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan
agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain
apa yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering
dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara
efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi
yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga
menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
B. The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak
komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organnisasi The
Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana
yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan
setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. Aspek
penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian
style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran
pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way
communication).Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna
kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi
serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks
pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini akan
memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam
memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang
menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota dalam
suatu organisasi.
C. The Structuring Style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan
pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang
harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi.
Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk
memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan
organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi
tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah
orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan
tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul.
D. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan
agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan
pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of
communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor
yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
E. The Relinguishing Style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk
menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk
memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi
perintah dan mengontrol orang lain.
F. The Withdrawal Style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah
melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang
memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa
persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Yuliana, Rahmi. (2012).
Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Semarang: Jurnal Stie Semarang,
Vol 4, No 3, Edisi Oktober 2012.
Robbins, S.P. (2001).
Perilaku organisasi: Konsep, kontroversi,
dan aplikasi. Jilid 1. Edisi Delapan.
Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Prenhallindo
Widyatmini &
Izzati. (1991). Pengantar Organisasi dan
Metode. Jakarta : Gunadarma.
Effendy, Onong
Uchjana. (2006). Ilmu Komunikasi – Teori
dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Refrensi komunikasi satu arah itu nama bukunya apa ya?
BalasHapusReferensi tujuan komunikasi dalam manajemen yang menurut curtis itu nama bukunya apa ya?
BalasHapusNice kak, thanks yoo
BalasHapusKalau boleh tau referensinya darimaan aja kak?
BalasHapusKeren membantu dalam presentasi
BalasHapus