1.
Pengertian
Job Enrichment
Menurut Mathis dan Jackson (2006) Job Enrichment adalah peningkatan kedalam sebuah pekerjaan dengan
menambah tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan
mengevaluasi pekerjaan.
Job enrichment
merupakan suatu pendekatan untuk merancang kembali pekerjaan karyawan guna
meningkatkan motivasi intrinsik dan meningkatkan kepuasan kerja dengan
memberikan mereka kesempatan untuk menggunakan berbagai kemampuan mereka.
Job enrichment
adalah memperluas rancangan tugas untuk memberi arti lebih dan memberikan
kepuasan kerja dengan cara melibatkan pekerja dengan pekerjaan perencanaan,
penyelenggaraan organisasi dan pengawasan pekerjaan sehingga job enrichment
bertujuan untuk menambah tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, menambah
hak otonomi dan wewenang merancang pekerjaan dan memperluas wawasan kerja.
Berdasarkan pengertian di atas dapat di simpulkan job enrichment adalah suatu pendekatan
untuk peningkatan pekerjaan karyawan dengan menambah tanggung jawab dalam
pengambilan keputusan dan melibatkan pekerja seperti penambahan tanggung jawab
tugas, perencanaan tugas dan kontrol kualitas pekerjaan yang ditanganinya. Membuat
pekerja lebih merasa nyaman dan mempunyai tanggung jawab lebih atas pekerjaan
yang dilaksanakan. Berhasil atau tidaknya hasil kerja dalam job enrichment tergantung oleh kekuatan
karyawan untuk berkembang dan berpikir positif.
2.
Langkah-Langkah
Dalam Redesign
Terlalu banyak pekerjan
membuat para pekerjaan merasa tidak nyaman dan lebih cepat bosan saat bekerja.
Dan manajemer memiliki peran penting untuk memikirkan kembali dan
merancang-ulang agar pekerja tetap merasa nyaman saat bekerja.
Ada beberapa pilihan
yang dimiliki para manajer jika ingin melakukan job redesign yaitu :
A. Menggabungkan
Tugas
Menggunakan berbagai
macam keterampilan, variasi tugas, meningkatkan keanekaragaman dan
identitas tugas membuat pekerjaan terasa lebih bermakna dan penting
B. Menciptakan
Unit Kerja Alami
Tugas pekerja
dilakukan sama, mengartikan
dan mengidentifikasi seluruhnya
sehingga tidak relevan dan membosankan
C. Menampilkan
Hubungan Pelanggan
Hubungan pekerja dan
pelanggan harus baik agar mendapatkan komitmen
kerja dan motivasi yang meningkat.
D. Memperluas
Pekerjaan Vertikal
Ketika pekerjaan
dibebani secara vertikal, otonomi naik, pekerja merasa tanggung jawab personal
dan akuntabilitas untuk outcomes/dampak dari usaha mereka.
E. Membuka
Saluran
FeedbackFeedback digunakan
untuk memperbaiki kinerja, menyamakan
pekerjaan, memperburuk atau mengulang pada tingkat yang tetap.
F. Rotasi
Pekerjaan
Perubahan pekerja dari
satu tugas ke tugas yang lain pada tingkat yang sama yang mempunyai persyaratan
keterapilan yang serupa untuk mengurangi kebosanan dan meningkatkan motivasi.
3.
Pertimbangan-Pertimbangan
dalam Job enrichment
Berhasil atau tidaknya
hasil kerja dalam job enrichment
tergantung oleh kekuatan karyawan untuk berkembang dan berpikir positif. Ada lima
dimensi inti dari
sebuah pekerjaan yang
mempengaruhi job enrichment
biasanya memberikan kontribusi
kepada orang-orang yang
menikmati pekerjaan
A. Skill
Variety
Meningkatkan jumlah
individu keterampilan yang digunakan ketika melakukan pekerjaan.
B. Task Identity
Mengaktifkan orang
untuk melakukan pekerjaan
dari awal sampai akhir.
C. Task
Significance
Memberikan pekerjaan
yang memiliki dampak langsung terhadap organisasi atau para stakeholder.
D. Autonomy
Meningkatkan tingkat
pengambilan keputusan, dan
kebebasan untuk memilih bagaimana dan ketika pekerjaan selesai.
E. Feedback
Meningkatkan jumlah
pengakuan untuk melakukan
pekerjaan dengan baik, dan mengkomunikasikan hasil karya orang.
4.
Contoh
Studi Kasus Dalam Redesign Job Enrichment
Di sebuah pabrik sepatu
banyak pekerjaan tidak memenuhi persyaratan. Misalnya, sekelompok pekerja hanya
diberi tugas packing barang. Karakteristik pekerjaan mereka sebagai packing
barang sebagai berikut :
a. Task
identity (identitas tugas): Karena pekerja hanya bertugas packing barang mereka
tidak dapat melihat keseluruhan proses kerja mulai dari awal hingga akhir
b. Task
significance (signifikansi tugas): Para pekerja merasa bahwa pekerjaan mereka
tidaklah penting
c. Skill
variety (variasi keahlian): Pekerjaan ini hanya membutuhkan satu jenis
keahlian, yaitu packing barang
d. Autonomy
(otonomi): Para pekerja tidak memiliki pilihan atau kontrol dalam pekerjaan
mereka
e. Feedback
(umpan balik): Para pekerja tidak mendapatkan umpan balik sehingga mereka tidak
mengetahui apakah mereka telah bekerja dengan baik atau tidak.
Dalam situasi seperti
ini, para pekerja tidak mempunyai alasan untuk merasa antusias, termotivasi,
atau merasa puas akan pekerjaan mereka karena masing-masing kelompok tergantung
pada kelompok sebelumnya. Sulit bagi perusahaan untuk menentukan target yang
spesifik untuk setiap kelompok pekerja akhirnya, perusahaan hanya dapat memberikan
target yang tidak spesifik misalnya ”Bekerjalah sebaik mungkin” untuk semua
kelompok. Hal ini patut disayangkan karena tidak dapat memotivasi pekerja untuk
mencapai hasil kerja yang lebih tinggi
Daftar
pustaka :
Sunyoto Munandar, Ashar. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi.
Jakarta : Universitas Indonesia