Motivasi
adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, yang mengaktifkan dan
menggerakkan ke arah perilaku untuk mencapai tujuan tertentu (Barnes dalam Winardi, 2007). Motivasi mengacu pada dorongan baik dari dalam atau
dari luar diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan
kegiatan pencapaian tujuan (Daft dalam Winardi, 2007).
A. Teori Penguatan (Reinforcement
Theory)
Menurut teori ini,
ketika ingin tetap dianggap keberadaannya, maka kita termotivasi untuk bekerja keras mencapai tujuan yang ditetapkan, untuk
memuaskan kebutuhan. Jika suatu
perilaku diberi balasan yang menyenangkan,maka cenderung diulangi pada masa mendatang. Sebaliknya, jika perilaku
diberi hukuman maka tidak akan diulangi pada masa mendatang. Kunci teori penguatan
ialah bahwa teori ini mengabaikan factor factor seperti, sasaran, harapan, dan
kebutuhan. Sebagai gantinya, teori ini hanya memusatkan perhatian pada apa yang
terjadi pada seseorang ketika ia mengambil tindakan tertentu.
Implikasi
Teori Penguatan (Reinforcement Theory) :
1. Bila
bekerja keras menyebabkan penghargaan dalam bentuk
gaji, bonus, peningkatan kesejahteraan, dan promosi jabatan,
serta penghargaan ini memuaskan kebutuhan, maka karyawan
akan termotivasi melanjutkan bekerja dengan keras.
2. Bila pekerjaan yang dihasilkan mendapat
perhatian dan penghargaan, maka karyawan
akan terus meningkatkan prestasinya,sehingga hal ini
akan memotivasi kebutuhannya akan pencapaian dan
memotivasi kerja di
masa yang akan datang.
B. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori pengharapan
menekankan perilaku yang diharapkan. Teori ini mengatakan bahwa dengan harapan
mempengaruhi perilaku tertentu seorang individu dan cenderung bertindak dengan
cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa tindakan tersebut akan mendapatkan
hasil yang baik dari apa yang telah dilakukan. Seseorang akan memaksimalkan sesuatu yang menguntungkan
dan meminimalkan sesuatu yang merugikan bagi pencapaian tujuan akhirnya. Jadi
harapan seseorang mewakili keyakinan seorang
individu bahwa tingkat
upaya tertentu akan diikuti oleh suatu tingkat kinerja tertentu. Karyawan
akan termotivasi untuk mengerahkan segala upaya ketika mereka percaya bahwa
usaha yang mereka lakukan mengarah pada penilaian kerja yang baik. Penilaian
kerja yang baik akan menghasilkan reward seperti bonus, kenaikan gaji atau promosi.
Implikasi
Expectancy Theory :
1. Para
manajer dapat mengkorelasikan hasil yang lebih disukai untuk tingkat kinerja yang ditujukan.
2. Para manajer
harus memastikan bahwa karyawan dapat
mencapai tingkat kinerja yang ditujukan.
3. Karyawan
harus dihargai untuk kinerja luar biasa mereka.
4. Sistem
imbalan harus berlaku jujur dan adil dalam suatu organisasi.
5. Organisasi
harus merancang pekerjaan yang dinamis dan menantang.
6. Tingkat motivasi
karyawan harus terus
dikaji melalui berbagai
teknik seperti kuesioner, wawancara personal, dan lain-lain.
C. Teori Penetapan Tujuan (Goal
Setting Theory)
Menurut Locke (dalam Danim 2004) teori
pencapaian tujuan menyatakan
bahwa individu akan selalu melakukan
perhitungan dalam pengambilan
keputusan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Di saat individu menentukan tujuan yang harus
dicapai, niat mencapai tujuan
akan mengarahkan dan memotivasi untuk mencapainya. Sehingga
pencapaian tujuan akan mempengaruhi perilaku individu dan kinerja mereka. Dengan
demikian tujuan harus secara rasional atau masuk akal.
Implikasi
Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) :
1. Jika
karyawan diberikan tujuan yang spesifik dan sulit, dan diberikan feedback, maka akan menghasilkan
performance yang tinggi, dan individu akan berusaha lebih baik ketika mereka
mendapatkan feedback tentang seberapa
baik hal yang telah mereka lakukan.
2. Ketika
karyawan menerima tugas yang sulit, ia akan mengeluarkan upaya yang tinggi
sampai tugas tersebut dicapai atau ditinggalkan.
D. Teori Hierarki Kebutuhan dari
Abraham Harold Maslow
Abraham Harold Maslow
mengemukakan “Hierarchy of needs theory”
bahwa manusia dimotivasi oleh berbagai kebutuhan dan keinginan ini muncul dalam
urutan hirarki. Adapun kelima tingkatan tersebut adalah (Handoko,dalam Ishak, 2003) :
1. Kebutuhan
Fisiologis ( Physiological Needs)
a. Teoritis
: kebutuhan pangan, sandang, papan, bebas dari rasa sakit
b. Implikasi:
ruang istirahat, air untuk minum, liburan, cuti, balas jasa.
2. Kebutuhan
Keamanan dan Keselamatan Kerja (Safety & Security Needs)
a. Teoritis
: perlindungan dan stabilitas
b. Implikasi:
pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, rencana - rencana senioritas,
serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi.
3. Kebutuhan
Sosial (Social Needs)
a. Teorits
: Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok,
kekeluargaan dan sosialisasi.
b. Implikasi:
kelompok-kelompok kerja formal & informal, kegiatan-kegiatan yang
disponsori perusahaan, acara peringatan.
4. Kebutuhan
Penghargaan ( Esteem Needs)
a. Teoritis
: Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi,
apresiasi, kehormatan diri dan penghargaan.
b. Implikasi:
kekuasaan, ego, promosi, jabatan, hadiah, status.
5. Kebutuhan
Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
a. Teoritis
: Penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
b. Implikasi:Menyelesaikan
penugasan-penugasan yang bersifat menantang,melakukan pekerjaan-pekerjaan
kreatif, pengembangan ketrampilan.
Maslow berpendapat Apabila salah
satu kebutuhan sudah terpuaskan maka kebutuhan selanjutnya menjadi dominan.
Daftar Pustaka
Arep, Ishak,
dan Hendri Tanjung.
(2003). Manajemen Motivasi. PT. Grasindo : Jakarta.
Danim, Sudarwan.
(2004). Motivasi Kepemimpinan & Efektivitas Kelompok.
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Winardi, J. (2007). Motivasi dan
Pemotivasian dalam Manajemen. PT.
Raja Grafindo Persada : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar