Sabtu, 05 November 2016

INI TEORI-TEORI MOTIVASI

Motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, yang mengaktifkan dan menggerakkan ke arah perilaku untuk mencapai tujuan tertentu (Barnes dalam Winardi, 2007). Motivasi mengacu pada dorongan baik dari dalam atau dari luar diri seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan pencapaian tujuan (Daft dalam Winardi, 2007).
A.  Teori Penguatan (Reinforcement Theory)

Menurut teori ini, ketika  ingin tetap dianggap  keberadaannya, maka  kita termotivasi untuk bekerja keras  mencapai tujuan yang ditetapkan, untuk memuaskan kebutuhan. Jika suatu perilaku diberi balasan yang menyenangkan,maka cenderung diulangi pada masa mendatang. Sebaliknya, jika perilaku diberi hukuman maka tidak akan diulangi pada masa mendatang. Kunci teori  penguatan ialah bahwa teori ini mengabaikan factor factor seperti, sasaran, harapan, dan kebutuhan. Sebagai gantinya, teori ini hanya memusatkan perhatian pada apa yang terjadi pada seseorang ketika ia mengambil tindakan tertentu.
Implikasi Teori Penguatan (Reinforcement Theory) :
1. Bila bekerja keras menyebabkan  penghargaan  dalam bentuk  gaji,  bonus, peningkatan kesejahteraan, dan promosi  jabatan,  serta penghargaan ini  memuaskan kebutuhan,  maka karyawan  akan termotivasi  melanjutkan  bekerja dengan keras.
2. Bila pekerjaan yang dihasilkan mendapat perhatian dan penghargaan,  maka  karyawan  akan terus  meningkatkan prestasinya,sehingga hal  ini  akan  memotivasi  kebutuhannya akan pencapaian  dan memotivasi  kerja  di  masa yang  akan  datang. 
B.  Teori Harapan (Expectancy Theory)

Teori pengharapan menekankan perilaku yang diharapkan. Teori ini mengatakan bahwa dengan harapan mempengaruhi perilaku tertentu seorang individu dan cenderung bertindak dengan cara tertentu berdasarkan pengharapan bahwa tindakan tersebut akan mendapatkan hasil yang baik dari apa yang telah dilakukan. Seseorang  akan memaksimalkan sesuatu yang menguntungkan dan meminimalkan sesuatu yang merugikan bagi pencapaian tujuan akhirnya.  Jadi  harapan  seseorang  mewakili keyakinan  seorang  individu  bahwa  tingkat  upaya tertentu akan diikuti oleh suatu tingkat kinerja tertentu. Karyawan akan termotivasi untuk mengerahkan segala upaya ketika mereka percaya bahwa usaha yang mereka lakukan mengarah pada penilaian kerja yang baik. Penilaian kerja yang baik akan menghasilkan reward seperti bonus,  kenaikan gaji atau promosi.
Implikasi Expectancy Theory :
1.  Para manajer dapat mengkorelasikan hasil yang lebih disukai untuk tingkat kinerja yang          ditujukan.
2.    Para  manajer  harus  memastikan  bahwa  karyawan  dapat  mencapai  tingkat kinerja yang    ditujukan.
3.    Karyawan harus dihargai untuk kinerja luar biasa mereka.
4.    Sistem imbalan harus berlaku jujur dan adil dalam suatu organisasi.
5.    Organisasi harus merancang pekerjaan yang dinamis dan menantang.
6.   Tingkat  motivasi  karyawan  harus  terus  dikaji  melalui  berbagai  teknik  seperti kuesioner,  wawancara personal, dan lain-lain.
C.  Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory)
Menurut  Locke (dalam Danim 2004)  teori  pencapaian  tujuan  menyatakan  bahwa  individu akan selalu  melakukan  perhitungan  dalam pengambilan keputusan  untuk  mencapai tujuan  yang  diinginkan.  Di saat individu  menentukan tujuan yang  harus  dicapai,  niat mencapai tujuan akan  mengarahkan  dan memotivasi untuk mencapainya. Sehingga pencapaian  tujuan  akan mempengaruhi  perilaku individu dan kinerja mereka. Dengan demikian tujuan harus secara rasional atau masuk akal.
Implikasi Teori Penetapan Tujuan (Goal Setting Theory) :
1.  Jika karyawan diberikan tujuan yang spesifik dan sulit, dan diberikan feedback, maka akan menghasilkan performance yang tinggi, dan individu akan berusaha lebih baik ketika mereka mendapatkan feedback tentang seberapa baik hal yang telah mereka lakukan.
2.  Ketika karyawan menerima tugas yang sulit, ia akan mengeluarkan upaya yang tinggi sampai tugas tersebut dicapai atau ditinggalkan.
D.  Teori Hierarki Kebutuhan dari Abraham Harold Maslow
Abraham Harold Maslow mengemukakan “Hierarchy of needs theory” bahwa manusia dimotivasi oleh berbagai kebutuhan dan keinginan ini muncul dalam urutan hirarki. Adapun kelima tingkatan tersebut adalah (Handoko,dalam Ishak, 2003) :

1.    Kebutuhan Fisiologis ( Physiological Needs)
a.    Teoritis : kebutuhan pangan, sandang, papan, bebas dari rasa sakit
b.    Implikasi: ruang istirahat, air untuk minum, liburan, cuti, balas jasa.
2.    Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Kerja (Safety & Security Needs)
a.    Teoritis : perlindungan dan stabilitas
b.    Implikasi: pengembangan karyawan, kondisi kerja yang aman, rencana - rencana senioritas, serikat kerja, tabungan, uang pesangon, jaminan pensiun, asuransi.
3.    Kebutuhan Sosial (Social Needs)
a.   Teorits : Cinta, persahabatan, perasaan memiliki dan diterima dalam kelompok, kekeluargaan dan sosialisasi.
b.    Implikasi: kelompok-kelompok kerja formal & informal, kegiatan-kegiatan yang disponsori perusahaan, acara peringatan.
4.    Kebutuhan Penghargaan ( Esteem Needs)
a. Teoritis : Status atau kedudukan, kepercayaan diri, pengakuan, reputasi dan prestasi, apresiasi, kehormatan diri dan penghargaan.
b.    Implikasi: kekuasaan, ego, promosi, jabatan, hadiah, status.
5.    Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
a.   Teoritis : Penggunaan potensi diri, pertumbuhan, pengembangan diri.
b. Implikasi:Menyelesaikan penugasan-penugasan yang bersifat menantang,melakukan    pekerjaan-pekerjaan kreatif, pengembangan ketrampilan.

Maslow berpendapat Apabila salah satu kebutuhan sudah terpuaskan maka kebutuhan selanjutnya menjadi dominan. 

Daftar Pustaka
Arep,  Ishak,  dan  Hendri  Tanjung.  (2003).  Manajemen Motivasi. PT. Grasindo : Jakarta.
Danim,  Sudarwan.  (2004).  Motivasi  Kepemimpinan  & Efektivitas  Kelompok.  Jakarta :            PT.  Rineka Cipta.

Winardi,  J.  (2007).  Motivasi  dan  Pemotivasian  dalam Manajemen.  PT.  Raja  Grafindo          Persada  : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar