TULISAN
C adalah seorang mahasiswa tingkat akhir
disalah satu perguruan tinggi negeri di jakarta. C mengalami kecelakan ketika
pulang dari mudik tahun 2016. Kecelakaan yang mengakibatkan orangtua dan dua
orang adiknya meninggal. Lebaran tahun 2016 C bersama keluarga mudik ke
surabaya menggunakan minibus yang dikendarai oleh ayahnya. Kejadian tersebut
terjadi pada pukul 12.30wib saat kendaraan yang ditumpangi oleh C dan keluarga
ingin menyalip sebuah minibus didepannya dengan kecepatan tinggi dan ternyata
di arah berlawaan melaju sebuah truk dengan kecepatan tinggi dan kecelakaan
tidak dapat dihindari. Ayah dan adik laki-laki C yang duduk di depan meninggal
di tempat dan adik perempuan serta ibunya meninggal di rumah sakit. Sedangkan C
yang duduk di kursi belakang tidak mengalami luka yang cukup serius saya memar
pada kaki dan tangan serta luka di kepala karena terbentur keras dengan bangku.
Setelah kecelakaan C tidak diberitahu kalau
kedua orangtua dan adiknya telah meninggal hal itu dilakukan demi kesehatan C.
Disaat C sudah mulai pulih dan sehat kembali barulah C diberitahu hal yang
sebenarnya. Dan disaat C mengetahui semua itu C merasa depresi, marah, trauma
dan tidak dapat menerima keaadan sampai pernah mencoba untuk bunuh diri karena
merasa sudah tidak berguna lagi dan harus melanjutkan sisa hidupnya seorang
diri. Subjek menjadi sangat tertutup dari teman-temannya bahkan keluarganya.
Bahkan C merasa kejadian yang C alami adalah kesalahan dari Tuhan dan
menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Pembahasan untuk menerapi
C adalah :
1.
Langkah pertama yang Intensi
Paradoksikal.
Teknik intensi paradoksikal
adalah teknik dimana C diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap
klien terhadap situasi yang dialami. Jadi C diajak mendekati dan mengejek
sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya.
2.
Yang kedua Derefleksi Frankl
percaya,
Bahwa sebagian besar
persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri.
Oleh sebab itu C tidak boleh berfokus pada kejadian yang dialaminya tetapi
bukan berarti menghindari masalah tersebut. Misalnya mengalihkan perhatian dari
diri sendiri dan mengarahkannya pada sesuatu yang disenangi oleh C sendiri. Dan
yang terakhir Bimbingan Rohani.
3.
Bimbingan Rohani
Adalah metode yang khusus digunakan
terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang
tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya
dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu
didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif
terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan
tersebut.
C harus berfikir kalau kecelakaan yang
dialami adalah murni kecelakaan yang tidak bisa menyalahkan Tuhan sebagai
penyebabnya. Dan C harus terus melajutkan hidupnya dan percaya kalau kecelakaan
itu akan membuat dirinya lebih baik lagi dari sebelumnya. Frankl menyatakan
bahwa makna hidup bersifat unik sebagai momen pribadi. Setiap situasi serta
setiap kejadian selalu dapat menghadirkan suatu tantangan kepada individu untuk
mengungkap dan menjadikan makna. Melalui peristiwa kecelakaan yang terjadi dan
mengakibatkan C hidup sebatang kara pada subjek terlihat bahwa makna hidup
dapat ditemukan dalam setiap keadaan walau pada keadaan penderitaan sekalipun.
Karena Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan
umatnya.
Sumber :
Membuat
sendiri berdasarkan kejadian nyata yang di alami oleh teman saya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar