Jumat, 21 April 2017

TULISAN SOFTSKILL KE 2

TULISAN
     C adalah seorang mahasiswa tingkat akhir disalah satu perguruan tinggi negeri di jakarta. C mengalami kecelakan ketika pulang dari mudik tahun 2016. Kecelakaan yang mengakibatkan orangtua dan dua orang adiknya meninggal. Lebaran tahun 2016 C bersama keluarga mudik ke surabaya menggunakan minibus yang dikendarai oleh ayahnya. Kejadian tersebut terjadi pada pukul 12.30wib saat kendaraan yang ditumpangi oleh C dan keluarga ingin menyalip sebuah minibus didepannya dengan kecepatan tinggi dan ternyata di arah berlawaan melaju sebuah truk dengan kecepatan tinggi dan kecelakaan tidak dapat dihindari. Ayah dan adik laki-laki C yang duduk di depan meninggal di tempat dan adik perempuan serta ibunya meninggal di rumah sakit. Sedangkan C yang duduk di kursi belakang tidak mengalami luka yang cukup serius saya memar pada kaki dan tangan serta luka di kepala karena terbentur keras dengan bangku.
     Setelah kecelakaan C tidak diberitahu kalau kedua orangtua dan adiknya telah meninggal hal itu dilakukan demi kesehatan C. Disaat C sudah mulai pulih dan sehat kembali barulah C diberitahu hal yang sebenarnya. Dan disaat C mengetahui semua itu C merasa depresi, marah, trauma dan tidak dapat menerima keaadan sampai pernah mencoba untuk bunuh diri karena merasa sudah tidak berguna lagi dan harus melanjutkan sisa hidupnya seorang diri. Subjek menjadi sangat tertutup dari teman-temannya bahkan keluarganya. Bahkan C merasa kejadian yang C alami adalah kesalahan dari Tuhan dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada dirinya. Pembahasan untuk menerapi C adalah :
1.    Langkah pertama yang Intensi Paradoksikal.
Teknik intensi paradoksikal adalah teknik dimana C diajak melakukan sesuatu yang paradoks dengan sikap klien terhadap situasi yang dialami. Jadi C diajak mendekati dan mengejek sesuatu (gejala) dan bukan menghindarinya atau melawannya.
2.    Yang kedua Derefleksi Frankl percaya,
Bahwa sebagian besar persoalan kejiwaan berasal dari perhatian yang terlalu fokus pada diri sendiri. Oleh sebab itu C tidak boleh berfokus pada kejadian yang dialaminya tetapi bukan berarti menghindari masalah tersebut. Misalnya mengalihkan perhatian dari diri sendiri dan mengarahkannya pada sesuatu yang disenangi oleh C sendiri. Dan yang terakhir Bimbingan Rohani.
3.    Bimbingan Rohani
Adalah metode yang khusus digunakan terhadap pada penanganan kasus dimana individu berada pada penderitaan yang tidak dapat terhindarkan, atau dalam suatu keadaan yang tidak dapat dirubahnya dan tidak mampu lagi berbuat selain menghadapinya. Pada metode ini, individu didorong untuk merealisasikan nilai bersikap dengan menunjukkan sikap positif terhadap penderitaanya, dalam rangka menemukan makna di balik penderitaan tersebut.
  C harus berfikir kalau kecelakaan yang dialami adalah murni kecelakaan yang tidak bisa menyalahkan Tuhan sebagai penyebabnya. Dan C harus terus melajutkan hidupnya dan percaya kalau kecelakaan itu akan membuat dirinya lebih baik lagi dari sebelumnya. Frankl menyatakan bahwa makna hidup bersifat unik sebagai momen pribadi. Setiap situasi serta setiap kejadian selalu dapat menghadirkan suatu tantangan kepada individu untuk mengungkap dan menjadikan makna. Melalui peristiwa kecelakaan yang terjadi dan mengakibatkan C hidup sebatang kara pada subjek terlihat bahwa makna hidup dapat ditemukan dalam setiap keadaan walau pada keadaan penderitaan sekalipun. Karena Tuhan tidak akan pernah memberikan cobaan diluar batas kemampuan umatnya.

Sumber :

Membuat sendiri berdasarkan kejadian nyata yang di alami oleh teman saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar