Sabtu, 18 April 2015

Tugas softskill ke 2

PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN KEBERBAKAT (SOFTSKILL)
KREATIVITAS



NAMA KELOMPOK :
1.   Andinta Castine Putri                  (11514093)
2.   Aulia Suryani                                        (11514839)
3.   Endah Puji Astuti                         (13514568)
4.   Nur Amalia                                    (18514138)
5.   Ophi Lita Atika Prana                 (18514352)
6.   Wahyuningtyas Gharnisya           (1C514171)

KELAS :        1 PA 17

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014

A.    TEORI- TEORI PENDORONG KREATIVITAS

Kreativitas belajar berasal dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Jika dilihat dari segi etimologi kreativitas berasal dari bahasa inggris “creativity” yang mempunyai arti daya cipta dan dalam kamus besar bahasa Indonesia kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta. Kreativitas juga diartikan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan sifat baru, bermanfaat da bisa dimengerti. Kreativitas agar dapat terwujud diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1.      Motivasi Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, dorongan untuk  berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan Vernon 1982). Hal ini dapat dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif, dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal baru.

2.      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri potensinya.Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis.

                        I.            Keamanan psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan:
v  Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
v  Mengusahakan suasana  yang didalamnya evaluasi eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
v  Memberikan pengertian secara empatis : Dapat menghayati perasaan-perasaan anak, pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.

                     II.            Kebebasan psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir atau merasa apa yang ada dalam dirinya.

B.     TEORI TENTANG PROSES KREATIF
1.      Teori Wallas
salah satu teori yang sampai sekarang banyak dikutip adalah teori Wallas yang dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought” (Piirto, 1992) yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Berabad – abad orang berupaya menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta.
                            I.            Tahap Persiapan
memperisapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, bertanya kepada orang lain.
                         II.            Tahap Inkubasi
pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam pra sadar.
                      III.            Tahap Iluminasi
tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
                      IV.            Tahap Verifikasi
tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

2.      TEORI TENTANG BELAHAN OTAK KANAN DAN KIRI

Sejak anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan). Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, sedangkan otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi
Teori ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut (Dacey, 1989 : Piirto 1992).



DIKOTOMI FUNGSI MENTAL



C.    BELAJAR KREATIF

1.      Pengertian
Tornace dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34) berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan, kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan hasil-hasilnya” . Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan sebagainya. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan belajar bagi mereka sendiri.Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di masa depan.Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi, bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.Jadi kreativitas belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan  kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam belajarnya.

2.      Proses Belajar Kreatif

Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan berbagai pengalaman belajar. Piaget menjelaskan bahwa setiap siswa membawa pengertian dan pengetahuan awal yang sudah  dimilikinya  ke  dalam  setiap  proses  belajar  yang  harus  ditambahkan, dimodifikasi,  diperbaharui,  direvisi,  dan  diubah  oleh  informasi  yang  dijumpai dalam proses belajar. Itulah sebabnya Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak  dapat  dipisahkan  dari  aksi  (aktivitas)  dan  interaksi  karena  persepsi  dan aktivitas  berjalan  seiring  secara  dialogis. Ada  tiga  faktor  yang  mempengaruhi  kebermaknaan  dalam  suatu pembelajaran,  yaitu  struktur  kognitif  yang  ada,  stabilitas  dan  kejelasan pengetahuan  dalam  suatu  bidang  studi  tertentu  dan  pada  waktu  tertentu. Sehubungan  dengan  hal  ini,  Dahar  (1996)  mengemukakan  dua  prasyarat terjadinya belajar bermakna, yaitu :
a.       materi  yang akan dipelajari harus bermakna secara potensial, dan
b.       anak yang akan belajar harus bertujuan belajar bermakna. Kebermaknaan potensial materi pelajaran bergantung kepada dua faktor, yaitu :
Ø  materi  itu  harus  memiliki  kebermaknaan  logis,  dan
Ø  gagasan-gagasan  yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif peserta didik.
Menurut teori belajar kognitif, maka pola pelajaran disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Pembelajaran model kreatif dan produktif ini melandaskan pada teori belajar kognitif, salah satunya teori belajar menurut piaget. Kemampuannya tersebut kedalam tahap-tahap proses kreatif dari Graham Wallas dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran menurut Piaget sebagai berikut :
a.      Menentukan tujuan pembelajaran
b.      Memilih materi pelajaran
c.       Menentukan topik-topik yang dapat dipelajari siswa secara aktif
d.      Menentukan kegiatan belajar sesuai dengan topik-topik tersebut (misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi, simulasi)
e.       Mengembangkan metode pembelajaran untuk merangsang kreatifitas dan cara berfikir siswa
f.       Melakukan penilaian proses dan hasil belajar siswa

Beberapa hal yang diperlukan untukmengembangkan proses belajar kreatif,  antara lain :
a.      Menggunakan imajinasi secara lebih intensif.
b.      Membiarkan pikiran secara leluasa dan bebas sehingga kegiatan-kegiatan pemecahan masalah dapat dilakukan lebih efektif.
c.       Ada kalanya bahkan dengan membiarkan menernpuh arah yang mula-mula nampaknya "gila/aneh".
d.      Mencari hubungan-hubungan yang berguna di antara objek-objek yang nampaknya tidak berhubungan sehingga melahirkan i de-ide baru yang sebelumnya tak pernah ada

3.      Mengapa Proses Belajar Kreatif Itu Penting ?

Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Sebuah kreativitas memberi kemungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Karakteristik pemikiran yang kreatif berkaitan erat dengan lima ciri kemampuan dalam berfikir yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, penguraian, perumusan dan kembali. Seseorang bisa disebut mempunyai pemikiran yang kreatif apabila mempunyai semua atau sebagian karakteristik tersebut. Treffinger (dalam Reni Akbar Hawadi, dkk, 2001:13) mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak memiliki kreativitas. Mengapa kreativitas penting dalam kehidupan ini? Ada beberapa nilai penting kreativitas dalam kehidupan secara nyata sebagai berikut:
a.      Adanya kemampuan untuk melahirkan sesuatu yang baru yang berupa pikiran maupun karya nyata dalam mengerjakan persoalan hidup bagi orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun gagasan secara bermakna dan berkualitas.
b.      Tingkat kualitas dari kinerja, karya, gagasan, dan perbuatan manusia dapat diantisipasi dari sejauh mana seseorang memiliki tingkat kreativitas tertentu.
c.       Suatu karya kreatif sebagai hasil kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga nilainya. Kreativitas penting untuk mengembangkan semua bakat dan kemampuan individu dalam pengembangan prestasi hidupnya.
d.      Dengan kreativitas tinggi yang dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan mempunyai pengembangan diri secara optimal. Mereka dapat mempergunakan ide-idenya untuk menciptakan kreasi baru demi kelangsungan hidup.
e.       Kreativitas penting untuk dipahami bagi para pendidik (guru) terutama dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik dan pengajar dalam membimbing dan mengantarkan anak didik kepada pertumbuhan dan perkembangan prestasinya secara optimal.
f.       Peningkatan Sumber Daya Manusia dalam era globalisasi dan era reformasi menunjukkan betapa pentingnya segi kreativitas diprioritaskan untuk dikelola dan dikembangkan secara optimal. Dan hal ini merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama dikalangan pendidikan.
g.      Akan lebih bermakna dalam tugas perkembangannya bagi para pelajar, apabila pengelolaan, pengembangan dan peningkatan kreativitas mencakup potensi akademik dan non akademik. Dengan itu, potensi-potensi kreatif siswa akan dapat tersalur dan teraktualisasi secara optimal.
h.      Kreativitas penting dalam proses belajar mengajar, terutama bagi guru. Guru diperlukan kemampuan untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif agar siswa terangsang untuk lebih ingin mengetahui materi, senang menanyakan, dan berani mengajukan pendapat, serta melakukan percobaan yang menuntut pengalaman baru. Hal ini penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar siwa mendapat kesempatan untuk mengukir prestasi secara optimal.
i.        Kreatif sebagai operasionalisasi dari konsep kreativitas yang mempunyai nilai penting dalam kehidupan individu. Conny R. Semiawan (dalam Reni Akbar hawadi, dkk, 2001:15) menyatakan ada empat alasan penting mengapa seseorang perlu belajar kreatif, antara lain:
v  Belajar kreatif membantu anak menjadi lebih berhasil guna jika kita (orang tua/guru) tidak bersama mereka.
v  Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah yang tidak mampu kita duga yang akan timbul di masa depan.
v  Belajar kreatif menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan seseorang, dapat mempengaruhi, bahkan dapat mengubah karir pribadi serta dapat menunjang kesehatan jiwa dan badan seseorang.
v  Belajar kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar. Secara lebih luas, belajar kreatif dapat menimbulkan terciptanya ide-ide baru, cara-cara baru, dan hasil-hasil yang baru.

Kesimpulan : Kreativitas belajar berasal dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Jika dilihat dari segi etimologi kreativitas berasal dari bahasa inggris “creativity” yang mempunyai arti daya cipta dan dalam kamus besar bahasa Indonesia kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta. Kreativitas juga diartikan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan sifat baru, bermanfaat da bisa dimengerti. Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, dorongan untuk  berkembang dan menjadi matang Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas. Kretaivitas memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan.Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, sedangkan otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi. Dalam kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.
Sumber : http://heru.staff.gunadarma.ac.id/ akses pada 10/04/2015 jam 20.00
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id akses pada 10/04/2015 jam 20.32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar