PENGEMBANGAN KREATIVITAS DAN
KEBERBAKAT (SOFTSKILL)
KREATIVITAS
NAMA KELOMPOK :
1.
Andinta Castine Putri (11514093)
2.
Aulia Suryani (11514839)
3.
Endah Puji Astuti (13514568)
4.
Nur Amalia (18514138)
5.
Ophi Lita Atika Prana (18514352)
6.
Wahyuningtyas Gharnisya (1C514171)
KELAS : 1 PA 17
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
A.
TEORI-
TEORI PENDORONG KREATIVITAS
Kreativitas belajar berasal dari dua
kata yaitu kreativitas dan belajar. Jika dilihat dari segi etimologi
kreativitas berasal dari bahasa inggris “creativity” yang mempunyai arti daya
cipta dan dalam kamus besar bahasa Indonesia kreativitas yaitu kemampuan untuk
mencipta. Kreativitas juga diartikan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan
sifat baru, bermanfaat da bisa dimengerti. Kreativitas agar dapat terwujud
diperlukan dorongan dari individu (motivasi intrinsik) maupun dorongan dari
lingkungan (motivasi ekstrinsik)
1.
Motivasi
Intrinsik dari Kreativitas
Setiap individu memiliki kecenderungan
atau dorongan mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, dorongan
untuk berkembang dan menjadi matang,
dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitasnya.Dorongan ini
merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan
baru denganlingkungannya dalam upaya manjadi dirinya sepenuhnya. (Rogers dan
Vernon 1982). Hal ini dapat
dilakukan dengan memperkenalkan individu dengan kegiatan-kegiatan kreatif,
dengan tujuan untuk memunculkan rasa ingin tahu, dan untuk melakukan hal-hal
baru.
2.
Kondisi
eksternal yang mendorong perilaku kreatif
Kretaivitas memang tidak dapat
dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh, bibit unggul memerlukan kondisi
yang memupuk dan memungkinkan bibit itu mengembangkan sendiri
potensinya.Bagaimana cara menciptakan lingkungan eksternal yang dapat memupuk
dorongan dalam diri anak (internal) untuk mengembangkan kreativitasnya?
Menurut pengalaman Carl Rogers dalam
psikoterapi adalah dengan menciptakan kondisi keamanan dan kebebasan
psikologis.
I.
Keamanan
psikologis
Ini dapat terbentuk dengan 3 proses yang
saling berhubungan:
v Menerima
individu sebagaimana adanya dengan segala kelabihan dan keterbatasannya.
v Mengusahakan
suasana yang didalamnya evaluasi
eksternal tidak ada / tidak mengandung efek mengancam. Evaluasi selalu mengandung
efek mengancam yang menimbulkan kebutuhan akan pertahanan ego.
v Memberikan
pengertian secara empatis : Dapat menghayati perasaan-perasaan anak,
pemikiran-pemikirannya, dapat melihat dari sudut pandang anak dan dapat
menenrimanya, dapat memberikan rasa aman.
II.
Kebebasan
psikologis
Apabila guru mengijinkan atau memberi
kebebasan kepada anak untuk mengekspresikan secara simbolis (melalui sajak atau
gambar) pikiran atau perasaannya. Ini berarti memberi kebebasan dalam berfikir
atau merasa apa yang ada dalam dirinya.
B.
TEORI
TENTANG PROSES KREATIF
1. Teori Wallas
salah
satu teori yang sampai sekarang banyak dikutip adalah teori Wallas yang
dikemukakan pada tahun 1926 dalam bukunya “The Art of Thought” (Piirto, 1992)
yang menyatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap, yaitu (1) persiapan,
(2) inkubasi, (3) iluminasi, dan (4) verifikasi. Berabad – abad orang berupaya
menjelaskan apa yang terjadi apabila seseorang mencipta.
I.
Tahap
Persiapan
memperisapkan diri untuk memecahkan
masalah dengan mengumpulkan data/ informasi, mempelajari pola berpikir dari
orang lain, bertanya kepada orang lain.
II.
Tahap
Inkubasi
pada tahap ini pengumpulan informasi
dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara masalah tersebut. Ia tidak
memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya’ dalam alam
pra sadar.
III.
Tahap
Iluminasi
tahap ini merupakan tahap timbulnya
“insight” atau “Aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru.
IV.
Tahap
Verifikasi
tahap ini merupakan tahap pengujian ide
atau kreasi baru tersebut terhapad realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis
dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses
konvergensi (pemikiran kritis).
2. TEORI TENTANG BELAHAN OTAK KANAN
DAN KIRI
Sejak
anak lahir, gerakannya belum berdifensiasi, selanjutnya baru berkembang menjadi
pola dengan kecenderungan kiri atau kanan. Hampir setiap orang mempunyai sisi
yang dominan. Pada umunya orang lebih biasa menggunakan tangan kanan (dominasi
belahan otak kiri), tetapi ada sebagian orang kidal (dominan otak kanan).
Terdapat “dichotomia” yang membagi fungsi mentala menjadi fungsi belahan otak
kanan dan belahan otak kiri. Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah
secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan dengan mengombinasikan
pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan
logika, kata-kata, matematika, sedangkan otak kanan berurusan dengan irama,
rima, musik, gambar, dan imajinasi
Teori
ini walaupun didukung data empiris, namun masih memerlukan pengkajian lebih lanjut
(Dacey, 1989 : Piirto 1992).
DIKOTOMI FUNGSI MENTAL
C.
BELAJAR
KREATIF
1. Pengertian
Tornace
dan Myres dikutip oleh Triffinger (1980) dalam Semiawan dkk (1987:34)
berpendapat bahwa belajar kreatif adalah “menjadi peka atausadar akan masalah, kekuarangan-kekurangan,
kesenjangan dalam pengetahuan, unsur-unsur yang tidak ada, ketidak harmonisan
dan sebagainya. Mengumpulkam informasi yang ada, membataskan kesukaran, atau
menunjukkan (mengidentifikasi) unsur yang tidak ada, mencari jawaban, membuat
hipotesis, mengubah dan mengujinya, menyempurnakan dan akhirmnya mengkomunikasikan
hasil-hasilnya” . Sedangkan proses belajar kreatif menurut Torance dan Myres
berpendapat bahwa proses belajar kreatif sebagai : “keterlibatan dengan sesuatu
yang berarti, rasa ingin tahu dan mengetahui dalam kekaguman, ketidak
lengkapan, kekacauan, kerumitan, ketidakselarasan, ketidakteraturan dan
sebagainya. Belajar kreatif membantu anak menjadi berhasil guna
jika kita tidak bersama mereka. Belajar kreatif adalah aspek penting dalam
upaya kita membantu siswa agar mereka lebihmampu menangani dan mengarahkan
belajar bagi mereka sendiri.Belajar kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan
untuk memecahkan masalah-masalah yang tidak mampu kita ramalkan yang timbul di
masa depan.Belajar kreatif dapat menimbulkan akibat yang besar dalam kehiduppan
kita. Banyak pengalamankreatif yang lebih dari pada sekedar hobi atau hiburan
bagi kita. Kita makin menyadari bahwa belajar kreatif dapat mempengaruhi,
bahkan mengubah karir dan kehidupan pribadi kita.
Belajar
kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar.Jadi kreativitas
belajar dapat diartikan sebagai kemampuan siswa menciptakan hal-hal baru dalam
belajarnya baik berupa kemampuan mengembangkan
kemampuan formasi yang diperoleh dari guru dalam proses belajar mengajar
yang berupa pengetahuan sehingga dapat membuat kombinasi yang baru dalam
belajarnya.
2. Proses Belajar Kreatif
Proses
pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan
kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan berbagai pengalaman
belajar. Piaget menjelaskan bahwa setiap siswa membawa pengertian dan
pengetahuan awal yang sudah
dimilikinya ke dalam
setiap proses belajar
yang harus ditambahkan, dimodifikasi, diperbaharui, direvisi,
dan diubah oleh
informasi yang dijumpai dalam proses belajar. Itulah
sebabnya Vygotsky menyatakan bahwa proses belajar tidak dapat
dipisahkan dari aksi
(aktivitas) dan interaksi
karena persepsi dan aktivitas
berjalan seiring secara
dialogis. Ada tiga faktor
yang mempengaruhi kebermaknaan
dalam suatu pembelajaran, yaitu
struktur kognitif yang
ada, stabilitas dan
kejelasan pengetahuan dalam suatu
bidang studi tertentu
dan pada waktu
tertentu. Sehubungan dengan hal
ini, Dahar (1996)
mengemukakan dua prasyarat terjadinya belajar bermakna, yaitu
:
a. materi yang akan dipelajari harus bermakna secara
potensial, dan
b. anak yang akan belajar harus bertujuan belajar
bermakna. Kebermaknaan potensial materi pelajaran bergantung kepada dua faktor,
yaitu :
Ø materi itu
harus memiliki kebermaknaan
logis, dan
Ø gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur
kognitif peserta didik.
Menurut
teori belajar kognitif, maka pola pelajaran disusun dengan menggunakan pola
atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Pembelajaran model kreatif
dan produktif ini melandaskan pada teori belajar kognitif, salah satunya teori
belajar menurut piaget. Kemampuannya tersebut kedalam tahap-tahap proses
kreatif dari Graham Wallas dalam bentuk langkah-langkah pembelajaran menurut
Piaget sebagai berikut :
a.
Menentukan tujuan pembelajaran
b.
Memilih materi pelajaran
c.
Menentukan topik-topik yang dapat
dipelajari siswa secara aktif
d.
Menentukan kegiatan belajar sesuai
dengan topik-topik tersebut (misalnya penelitian, memecahkan masalah, diskusi,
simulasi)
e.
Mengembangkan metode pembelajaran
untuk merangsang kreatifitas dan cara berfikir siswa
f.
Melakukan penilaian proses dan
hasil belajar siswa
Beberapa
hal yang diperlukan untukmengembangkan proses belajar kreatif, antara lain :
a.
Menggunakan imajinasi secara lebih
intensif.
b.
Membiarkan pikiran secara leluasa
dan bebas sehingga kegiatan-kegiatan pemecahan masalah dapat dilakukan lebih
efektif.
c.
Ada kalanya bahkan dengan membiarkan
menernpuh arah yang mula-mula nampaknya "gila/aneh".
d.
Mencari hubungan-hubungan yang berguna
di antara objek-objek yang nampaknya tidak berhubungan sehingga melahirkan i de-ide
baru yang sebelumnya tak pernah ada
3. Mengapa Proses Belajar Kreatif Itu
Penting ?
Dalam
kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas
manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia
dengan karya-karya spektakulernya. Sebuah kreativitas
memberi kemungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
Karakteristik pemikiran yang kreatif berkaitan erat dengan lima ciri kemampuan
dalam berfikir yaitu kelancaran, keluwesan, keaslian, penguraian, perumusan dan
kembali. Seseorang bisa disebut mempunyai pemikiran yang kreatif apabila
mempunyai semua atau sebagian karakteristik tersebut. Treffinger (dalam Reni
Akbar Hawadi, dkk, 2001:13) mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tidak
memiliki kreativitas. Mengapa kreativitas penting dalam kehidupan ini? Ada
beberapa nilai penting kreativitas dalam kehidupan secara nyata sebagai
berikut:
a.
Adanya kemampuan untuk melahirkan
sesuatu yang baru yang berupa pikiran maupun karya nyata dalam mengerjakan
persoalan hidup bagi orang kreatif. Dengan kreatifnya seseorang dapat melakukan
pendekatan secara bervariasi dan memiliki bermacam-macam kemungkinan
penyelesaian terhadap suatu persoalan. Dari potensi kreatifnya, seseorang dapat
menunjukkan hasil perbuatan, kinerja/karya, baik dalam bentuk barang maupun
gagasan secara bermakna dan berkualitas.
b.
Tingkat kualitas dari kinerja,
karya, gagasan, dan perbuatan manusia dapat diantisipasi dari sejauh mana
seseorang memiliki tingkat kreativitas tertentu.
c.
Suatu karya kreatif sebagai hasil
kreativitas seseorang dapat menimbulkan kepuasan pribadi yang tak terhingga
nilainya. Kreativitas penting untuk mengembangkan semua bakat dan kemampuan
individu dalam pengembangan prestasi hidupnya.
d.
Dengan kreativitas tinggi yang
dimiliki seseorang maka seseorang tersebut akan mempunyai pengembangan diri
secara optimal. Mereka dapat mempergunakan ide-idenya untuk menciptakan kreasi
baru demi kelangsungan hidup.
e.
Kreativitas penting untuk dipahami
bagi para pendidik (guru) terutama dalam kaitannya dengan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pendidik dan pengajar dalam membimbing dan mengantarkan anak
didik kepada pertumbuhan dan perkembangan prestasinya secara optimal.
f.
Peningkatan Sumber Daya Manusia
dalam era globalisasi dan era reformasi menunjukkan betapa pentingnya segi
kreativitas diprioritaskan untuk dikelola dan dikembangkan secara optimal. Dan
hal ini merupakan tantangan kepedulian serius bagi pihak terkait dalam
pengembangan Sumber Daya Manusia, terutama dikalangan pendidikan.
g.
Akan lebih bermakna dalam tugas
perkembangannya bagi para pelajar, apabila pengelolaan, pengembangan dan
peningkatan kreativitas mencakup potensi akademik dan non akademik. Dengan itu,
potensi-potensi kreatif siswa akan dapat tersalur dan teraktualisasi secara
optimal.
h.
Kreativitas penting dalam proses
belajar mengajar, terutama bagi guru. Guru diperlukan kemampuan untuk
menciptakan suasana yang menyenangkan dan kondusif agar siswa terangsang untuk
lebih ingin mengetahui materi, senang menanyakan, dan berani mengajukan
pendapat, serta melakukan percobaan yang menuntut pengalaman baru. Hal ini
penting bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan harapan agar siwa
mendapat kesempatan untuk mengukir prestasi secara optimal.
i.
Kreatif sebagai operasionalisasi
dari konsep kreativitas yang mempunyai nilai penting dalam kehidupan individu.
Conny R. Semiawan (dalam Reni Akbar hawadi, dkk, 2001:15) menyatakan ada empat
alasan penting mengapa seseorang perlu belajar kreatif, antara lain:
v Belajar
kreatif membantu anak menjadi lebih berhasil guna jika kita (orang tua/guru)
tidak bersama mereka.
v Belajar
kreatif menciptakan kemungkinan-kemungkinan untuk memecahkan masalah yang tidak
mampu kita duga yang akan timbul di masa depan.
v Belajar
kreatif menimbulkan akibat yang besar dalam kehidupan seseorang, dapat
mempengaruhi, bahkan dapat mengubah karir pribadi serta dapat menunjang
kesehatan jiwa dan badan seseorang.
v Belajar
kreatif dapat menimbulkan kepuasan dan kesenangan yang besar. Secara lebih
luas, belajar kreatif dapat menimbulkan terciptanya ide-ide baru, cara-cara
baru, dan hasil-hasil yang baru.
Kesimpulan
: Kreativitas belajar berasal dari dua kata yaitu kreativitas dan belajar. Jika
dilihat dari segi etimologi kreativitas berasal dari bahasa inggris
“creativity” yang mempunyai arti daya cipta dan dalam kamus besar bahasa
Indonesia kreativitas yaitu kemampuan untuk mencipta. Kreativitas juga
diartikan kegiatan yang mendatangkan hasil dengan sifat baru, bermanfaat da
bisa dimengerti. Setiap individu memiliki kecenderungan atau dorongan
mewujudkan potensinya, untuk mewujudkan dirinya, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang Dorongan
ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas. Kretaivitas
memang tidak dapat dipaksakan, tetapi harus dimungkinkan untuk tumbuh. proses
kreatif meliputi empat tahap, yaitu (1) persiapan, (2) inkubasi, (3) iluminasi,
dan (4) verifikasi. Hampir setiap orang mempunyai sisi yang dominan.Proses
pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau
otak kanan dengan mengombinasikan pemikiran logis dan kreatif dimana otak kiri
memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, sedangkan
otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi. Dalam
kehidupan ini kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu
kemampuan yang sangat berarti dalam proses kehidupan manusia. Kreativitas
manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia
dengan karya-karya spektakulernya.
http://indryawati.staff.gunadarma.ac.id
akses pada 10/04/2015 jam 20.32
http://psg.stainkudus.ac.id/?module=detilberita&kode=113 akses pada 11/04/2015 jam 19.00
Tidak ada komentar:
Posting Komentar