Selasa, 21 Maret 2017

TULISAN STUDI KASUS HUMANISTIK EKSISTENSIAL

TULISAN
CONTOH KASUS :
            Proses ini berjalan dengan formal tetapi nyaman, dengan tetap memegang teguh etika. Seorang wanita muda datang ke tempat praktek seorang psikolog karena memiliki permasalahan. Klien berinisial T datang dengan menceritakan keluh kesahnya karena hamil diluar nikah. Klien malu, bingung harus berbuat apa. Berbagai cara klien lakukan untuk menggugurkan kandungannya seperti meminum obat, di pijat dan bahkan klien pernah berniat untuk menjual anaknya kepada sepasang suami istri yang sudah lama tidak memiliki anak. Klien tidak berani untuk pulang kerumah karena sebelum mengetahui kalau klien sedang hamil ayah klien pernah berpesan akan membunuh klien jika klien membuat malu keluarga, hal itu yang membuat klien akhirnya memutuskan untuk kabur dari rumah dan takut untuk pulang kerumah. Laki-laki yang menghamili klien adalah seorang duda dengan dua orang anak yang belum resmi bercerai dengan istri pertamanya dan memiliki selisih umur yang sangat jauh berbeda dengan klien. Klien berusia 17thn dan laki-laki itu berusia 25thn. Tugas konselor adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya. Dalam terapi humanistik eksistensial yang perlu di perhatikan oleh konselor eksistensial adalah memahami dunia subyektif si klien agar bisa menolongnya untuk bisa sampai pada pemahaman dan pilihan-pilihan baru tentang menjadi manusia yang utuh, apa makna menjadi manusia, dan apa makna keberadaannya. Mereka dapat mengekspresikan ketakutan mereka, rasa bersalah, kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dan lain sebagainya. Dengan terapi mereka semakin menemukan aspek dalam diri mereka yang telah disimpan tersembunyi. Sebagai klien merasa dimengerti dan diterima, menjadi lebih terbuka terhadap pengalaman mereka. Karena mereka merasa lebih aman. Setelah itu konselor memberikan kata-kata penutup yang baik dan memotivasi sehingga klien dapat pulang dengan suasana hati yang lebih nyaman dan tenang untuk segera menyelesaikan masalahnya dan menjelaskannya secara baik-baik dengan orangtuanya dan meminta laki-laki itu untuk bertanggung jawab dnegan apa yang telah dilakukannya karena bayi yang ada didalam kandungannya tidak bersalah. Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien.
            Dari contoh kasus T dapat diambil kesimpulan bahwa alasan klien mencari psikolog adalah perasaan takut, bersalah, bingung, menyesal, tidak percaya diri, dan ketidakmampuan untuk membuat keputusan untuk mengarahkan hidupnya sendiri. T diarahkan untuk segera pulang kerumah dan menjelaskannya secara baik-baik dengan orangtuanya dan meminta laki-laki itu untuk bertanggung jawab dnegan apa yang telah dilakukannya karena bayi yang dikandungannya tidak bersalah. Terapi difokuskan ke saat yang sekarang agar T dapat melanjutkan hidupnya dan tetap bahagia demi bayi yang ada didalam kandungannya. Dari contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah penggunaan pribadi terapi yang kapasitas untuk sadar akan dirinya, meningkatkan kesadaran diri yang memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup individu itu
Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam Konseling Eksistensial-Humanistik, Yaitu:
1. Penerimaan : Dengan cara meyakinkan klien untuk tetap menerima bayi yang ada dikandungannya karena bayi itu tidak bersalah
2. Rasa Hormat : Dengan cara menyakinkan klien untuk segera pulang karena orangtuanya menunggu dirumah
3.   Memahami : Dengan cara menyakinkan klien kalau ayahnya tidak akan pernah membunuhnya walaupun klien sudah membuat malu nama keluarga
4.    Menentramkan : Dengan cara menyakinkan klien kalau semua akan baik-baik saja
5. Memberi Dorongan : Dengan cara menyakinkan klien kalau ia masih ada di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya dengan cara bersyukur atas


SUMBER : membuat studi kasus sendiri


Tidak ada komentar:

Posting Komentar