TULISAN
CONTOH KASUS :
Proses ini berjalan dengan formal
tetapi nyaman, dengan tetap memegang teguh etika. Seorang wanita muda datang ke
tempat praktek seorang psikolog karena memiliki permasalahan. Klien berinisial
T datang dengan menceritakan keluh kesahnya karena hamil diluar nikah. Klien
malu, bingung harus berbuat apa. Berbagai cara klien lakukan untuk menggugurkan
kandungannya seperti meminum obat, di pijat dan bahkan klien pernah berniat
untuk menjual anaknya kepada sepasang suami istri yang sudah lama tidak
memiliki anak. Klien tidak berani untuk pulang kerumah karena sebelum
mengetahui kalau klien sedang hamil ayah klien pernah berpesan akan membunuh
klien jika klien membuat malu keluarga, hal itu yang membuat klien akhirnya
memutuskan untuk kabur dari rumah dan takut untuk pulang kerumah. Laki-laki
yang menghamili klien adalah seorang duda dengan dua orang anak yang belum
resmi bercerai dengan istri pertamanya dan memiliki selisih umur yang sangat
jauh berbeda dengan klien. Klien berusia 17thn dan laki-laki itu berusia 25thn.
Tugas konselor adalah menyadarkan konseli bahwa ia masih ada di dunia ini dan
hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya. Dalam terapi humanistik
eksistensial yang perlu di perhatikan oleh konselor eksistensial adalah
memahami dunia subyektif si klien agar bisa menolongnya untuk bisa sampai pada
pemahaman dan pilihan-pilihan baru tentang menjadi manusia yang utuh, apa makna
menjadi manusia, dan apa makna keberadaannya. Mereka dapat mengekspresikan
ketakutan mereka, rasa bersalah, kecemasan, malu, kebencian, kemarahan, dan
lain sebagainya. Dengan terapi mereka semakin menemukan aspek
dalam diri mereka yang telah disimpan tersembunyi. Sebagai klien merasa
dimengerti dan diterima, menjadi lebih terbuka terhadap
pengalaman mereka. Karena mereka merasa lebih aman. Setelah itu konselor
memberikan kata-kata penutup yang baik dan memotivasi sehingga klien dapat
pulang dengan suasana hati yang lebih nyaman dan tenang untuk segera
menyelesaikan masalahnya dan menjelaskannya secara baik-baik
dengan orangtuanya dan meminta laki-laki itu untuk bertanggung jawab dnegan apa
yang telah dilakukannya karena bayi yang ada didalam kandungannya tidak
bersalah. Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan
akhir terletak di tangan klien.
Dari contoh kasus T dapat diambil
kesimpulan bahwa alasan klien mencari psikolog adalah perasaan takut, bersalah,
bingung, menyesal, tidak percaya diri, dan ketidakmampuan untuk membuat
keputusan untuk mengarahkan hidupnya sendiri. T diarahkan untuk segera pulang
kerumah dan menjelaskannya secara baik-baik dengan orangtuanya dan meminta
laki-laki itu untuk bertanggung jawab dnegan apa yang telah dilakukannya karena
bayi yang dikandungannya tidak bersalah. Terapi difokuskan ke saat yang
sekarang agar T dapat melanjutkan hidupnya dan tetap bahagia demi bayi yang ada
didalam kandungannya. Dari contoh kasus tersebut inti dari terapi ini adalah
penggunaan pribadi terapi yang kapasitas untuk sadar akan dirinya, meningkatkan
kesadaran diri yang memotivasi atau mempengaruhi seseorang dan tujuan hidup
individu itu
Teknik-Teknik Yang Digunakan Dalam
Konseling Eksistensial-Humanistik, Yaitu:
1. Penerimaan
: Dengan cara meyakinkan klien untuk tetap menerima bayi yang ada
dikandungannya karena bayi itu tidak bersalah
2. Rasa
Hormat : Dengan cara menyakinkan klien untuk segera pulang
karena orangtuanya menunggu dirumah
3. Memahami
: Dengan cara menyakinkan klien kalau ayahnya tidak akan pernah membunuhnya
walaupun klien sudah membuat malu nama keluarga
4.
Menentramkan
:
Dengan cara menyakinkan klien kalau semua akan baik-baik saja
5. Memberi
Dorongan : Dengan cara menyakinkan klien kalau ia masih ada
di dunia ini dan hidupnya dapat bermakna apabila ia memaknainya dengan cara
bersyukur atas
SUMBER : membuat studi kasus sendiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar